Photocycle, Cyclist Hobi Fotografi dan Jurnalistik Berjiwa Sosial
Mempunyai profesi yang sama membuat Bambang RSD, Aan, Amim, Prasetya, dan Nugroho DS kerap bertemu. Momen pertemuan itu bisa di lapangan saat liputan sebuah acara sebagai wartawan foto atau berita, juga kadang di Simpang Lima Semarang saat gowes.
Akhirnya, mereka berlima sepakat membentuk komunitas gowes. Uniknya komunitas sepeda ini berkaitan erat dengan profesi mereka, yaitu fotografer dan jurnalis. Namanya komunitas Photocycle.
Mereka kerap gowes bareng hunting tempat-tempat yang eksotis difoto. “Jadi kita bisa menikmati gowesnya. Olahraganya. Sekaligus sampai di tempat tujuan bisa menyalurkan hobi memotret atau membuat tulisan,” bilang Bambang.
Bahkan tak jarang, mereka saling memotret ketika di perjalanan. Dasar fotografer, hasil foto-foto mereka selalu keren. Walau hanya menggunakan kamera smart phone. Komunitas yang berdiri sejak 29 April 2020 ini sudah berulang kali melakukan kegiatan sosial.
Bambang pun menjelaskan bahwa komunitas gowes ini bukan ajang pamer sepeda, atau pamer prestasi gowes. Tapi lebih mengutamakan kegiatan sosial membantu sesama.
Kegiatan sosial pertama komunitas Photocycle dilakukan di kawasan Genuk, Semarang yang memang langganan banjir bulan Februari 2021 silam.
“Kami secara spontanitas mengumpulkan dana. Lantas dibelikan dua karung beras 25 kg, 10 liter minyak goreng, empat dus mie instan, dan beberapa kilogram gula pasir. Kita angkut semua menggunakan sepeda dan mengirimnya ke Koramil Genuk,” ucap Bambang bangga.
Menurut Prasetya, Photocycle yang memiliki semangat “satu kebaikan kerap melahirkan kebaikan yang lain” ini selalu berbagi di setiap kesempatan.
Kegiatan sosial kedua pun dilakukan oleh komunitas ini. Kali ini sasarannya adalah kaum dhuafa, tukang becak, dan pemulung. Mereka semua mendapatkan satu paket sembako. “Kami gowes keliling kota dan apabila menemui mereka langsung kami beri satu paket,” tutur Bambang.
Bahkan, sudah mulai dicanangkan setiap hari Jumat, Photocycle akan membagi-bagikan sembako dengan nama Jumat Berkah Ride.
Sejak tanggal 21 Februari, Photocycle mengadakan “Ride for Nglarisi”. Artinya gowes lantas membeli dagangan para pedagang kecil yang dilewati agar jualan mereka laris. “Meskipun hanya beberapa ribu tidak masalah. Namanya juga nglarisi,” tutur Bambang.
Saat perayaan 17 Agustus 2020 lalu, seluruh anggota Photocycle yang berjumlah 35 cyclist ini gowes bareng napak tilas perjuangan rakyat Semarang melawan penjajah.
Lantas mampir ke makan pahlawan untuk berziarah dan mengunjungi gedung-gedung bersejarah. “Sekaligus kami mengadakan gowes bareng dan foto sesi dengan Kowad (Komando Wanita Angkatan Darat),” tukas Bambang.
Meskipun terkesan santai, tapi komunitas Photocycle ini memiliki jadwal gowes bersama yang rutin diadakan tiap haru Rabu dan Minggu. Berbeda dengan komunitas lain yang rutenya pilih menanjak atau long ride, Photocycle memilih rute yang fotogenik. “Pokoknya rute kami harus cantik difoto,” bilang Aan lantas tertawa.
Bahkan melalui foto-foto yang keren-pun mereka berbagi keindahan. Moto mereka adalah “naik sepeda kita berkelana, lewat foto kita bicara”. Biasanya mereka mengunjungi tempat-tempat bersejarah atau kota lama di sekitaran kota Semarang. Dan memotretnya jadi obyek yang indah.
Komunitas ini tidak memperhatikan jenis sepeda. Asal mereka memiliki profesi sebagai fotografer atau jurnalis, silahkan gabung. Banyak anggota yang menggunakan sepeda lipat, mountain bike, dan beberapa road bike.
“Kami masih terus membuka diri untuk teman-teman yang ingin bergabung dengan kami. Syaratnya mudah, harus fotografer, jurnalis, dan memiliki jiwa sosial peduli sesama yang tinggi,” tutup Bambang.
Advertisement