PHK Massal di Batam
Dua pabrik PT Foster Electronic Indonesia dan PT Unisem Batam di Batam, Kepulauan Riau, tutup. Sebanyak 2.500 pekerja kehilangan pekerjaan atau mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK).
PT Foster Electronic Indonesia merelokasi pabrik mereka ke luar negeri. Produsen pembuat alat audio tersebut pilih menutup pabriknya di Batam. Perusahaan hengkang ke Myanmar demi mencari upah lebih murah daripada di Batam.
Akibatnya, pihak manajemen pabrik yang berada di Kawasan Industri Batamindo, Mukakuning, Batam ini tidak berniat untuk memperpanjang kontrak kerja dengan para karyawan.
"Foster sudah merencanakan penutupan perusahaan setahun lalu. Di sana ada sekitar 1.000 karyawan. Yang banyak adalah karyawan kontrak, yang permanennya tidak sampai 800 orang," jelas Kepala Dinas Tenaga Kerja Kota Batam, Rudi Sakyakirti.
Selain itu, PT Unisem Batam juga rencananya akan mengambil langkah serupa. Perusahaan ini memiliki karyawan sebanyak 1.505 orang. Karyawan tetap berjumlah 1.127 orang, dan sisanya adalah tenaga kerja kontrak.
Menurut Rudi, perusahaan ini telah berencana untuk menutup perusahaan pada akhir September 2019. Saat ini, perusahaan tersebut masih memiliki orderan yang harus diselesaikan.
Pengerjaan pesanan, lanjut Rudi, akan diselesaikan selama 6 bulan. Setelah itu, PT Unisem akan menutup total perusahaannya.
"(PT Unisem Batam) menemui saya, lalu di perusahaan disepakati bahwa akhir September nanti akan ada PHK 700 orang, jadi tinggal 800 orang untuk menyelesaikan semua orderan," tuturnya.
Rudi menuturkan bahwa tenaga kerja yang di-PHK tersebut akan terserap ke perusahaan baru seperti Pegatron Technology dan Simatelex Manufactory.
Saat ini, Pegatron masih membangun gedung mereka dan ditargetkan bisa menerima antara 800 hingga 1.600 orang untuk dipekerjakan.