PGN Raup Pendapatan Rp 39,8 T dan Laba Bersih Rp 1,82 T
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) berhasil membukukan pendapatan sebesar US$ 2,81 miliar atau Rp 39,8 triliun. Pendapatan tersebut berasal dari hasil penjualan gas sebesar US$ 2,18 miliar, penjualan minyak dan gas US$ 292,2 juta dari transmisi US$ 181,1 juta dan pendapatan usaha lainnya sebesar US$ 156,6 juta.
Pada September 2019 PGN berhasil meraih laba operasi sebesar US$ 406,90 juta dan laba bersih US$ 129,10 juta atau setara dengan Rp 1,82 triliun. Adapun EBITDA perseroan hingga triwulan 3 mencapai US$ 724,52 juta.
"Kami bersyukur kinerja PGN sebagai sub-holding gas terus tumbuh positif tahun ini, kami berusaha menjaga momentum pertumbuhan ini dapat terus berlanjut hingga akhir tahun," ucap Sekretaris Perusahaan PGN, Rachmat Hutama, dalam keterangannya.
Selain itu, Rahmat juga menjelaskan sejalan dengan adanya upaya pemerintah untuk meningkatkan perekonomian nasional di berbagai sektor bisnis. PGN juga akan terus membangun dan memperluas infrastuktur gas bumi. Dengan tingginya kebutuhan energi di dalam negeri merupakan peluang PGN untuk mengoptimalkan penggunaan gas bumi.
Pada periode Januari-September 2019 PGN berhasil menyalurkan gas bumi sebesar 3.007 BBTUD, dengan rincian volume gas sebesar 971 BBTUD dan volume transmisi gas bumi sebesar 2.036 BBTUD dan melayani 371.941 pelanggan diseluruh sektor dan kelistrikan, industri, transportasi, komersial dan rumah tangga.
PGN juga baru saja resmi mengelola operasional jaringan gas (jargas) rumah tangga Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) di Pasuruan dan Probolinggo. Maka dalam upaya optimalisasi pemanfaatan gas bumi domestik dan infrastuktur gas, sebagai subholding migas saat ini total jaringan pipa gas PGN lebih dari 10 ribu kilometer.
PGN juga mengoperasikan 2 FSRU, 1 land-based regasification terminal, 64 stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG) dan 4 mobile refueling unit. Saat ini PGN juga tengah merampungkan pembangunan pipa transmisi Gresik-Semarang sepanjang 267 kilometer, pembangunan ditargetkan rampung pada Maret 2020 yang pada saat ini progresnya hampir 100 persen. Bukan hanya itu, untuk memastikan optimalisasi penggunaan gas bumi di Jawa Tengah.
PGN juga akan membangun pipa distribusi Semarang, Kendal, Ungaran sepanjang 96kilometer. Untuk Sumatera PGN tengah mengerjakan pembangunan pipa Duri-Dumai tahap II sepanjang 67 kilometer. Saat ini, PGN akan merampungkan pembangunan pipa gas di wilayah-wilayah tersebut.
PGN juga akan mengantisipasi permasalahan pasokan, pihaknya juga sedang membangun Liquid Natural Gas (LNG) terminal di Teluk Lamong, Surabaya. Pembangunan LNG terminal berkapasitas 40 BBTUD yang terbagi dalam tiga fase, yang ditargetkan akan beroperasi akhir tahun 2019 dan seluruhnya akan selesai pada 2023.
Dengan adanya integrasi moda transportasi gas bumi berbasis pipa dan non pipa, diharapkan dapat menjangkau seluruh wilayah pasar sehingga pemanfaatan gas bumi domestik dapat meningkat.
"Di tengah tantangan dan perlambatan ekonomi global dan domestik, PGN berusaha mengoptimalkan setiap peluang yang ada untuk memperkuat bisnis perseroan. Pembangunan infrastuktur gas bumi untuk menjangkau pasar baru yang dilakukan diberbagai daerah. Sedangkan untuk memastikan ketersediaan pasokan gas, PGN mengombinasikan gas sumur dan LNG dari berbagai sumber,"tutupnya.
Sesuai rencana PGN hingga 2024 perusahaan akan membangun sejumlah infrastuktur baru di antaranya jaringan pipa transmisi dan distribusi sepanjang 528 kilometer dan 500 kilometer.
Lalu 7 LNG filing station untuk truk/kapal, 5 FSRU, 3,59 juta sambungan rumah tangga dan 17 fasilitas LNG untuk mensuplai kebutuhan kelistrikan dan menjangkau wilayah geografis di Indonesia.