PGN Investasi Rp14 Miliar untuk Pilot Project Truk Pakai LNG
PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) atau PGN berinvestasi sebesar US$ 1 juta atau sekitar Rp 14 miliar (asumsi kurs Rp 14.000/US$) untuk konversi bahan bakar minyak (BBM) truk logistik ke gas alam cair atau Liquified Natural Gas (LNG).
Lewat pilot project untuk konversi ini, PGN bekerjasama dengan Asosiasi Pengusaha Truk Indonesia (Aptrindo).
Direktur Strategi dan Pengembangan PGN Syahrial Mukhtar mengatakan skema kerja sama ini menggunakan skema pilot project. Syahrial menyebut investasi ini akan digunakan untuk stasiun pengisian LNG dan truk berbahan bakar gas. Dia mencontohkan, untuk konversi 3.000 truk akan menyerap 18 juta standar kaki kubik per hari (MMSCF).
"Itu volume yang lumayan besar. Di sini kita akan menyiapkan infrastruktur pengisian-pengisian di beberapa titik yang memang nanti akan menjadi jalur daripada truk-truk tadi," ungkapnya dalam MoU Pemanfaatan Bahan Bakar LNG untuk Truk Logistik PGN dan Aptrindo di Hotel Sultan, Jumat, 6 Maret lalu 2020.
Melalui konversi ini, diperkirakan akan lebih menghemat harga 20-30% dibandingkan dengan menggunakan BBM. Selain itu, imbuhnya, perawatan juga akan menjadi lebih mudah. Dia menerangkan, harga LNG yang akan digunakan untuk konversi ini setara dengan Rp 7.000- 8.000 per liter BBM.
"Kita nanti akan dapat dari sisi penjualan LNG nya," jelasnya.
Lebih lanjut Syahrial mengatakan MoU ini akan berjalan selama satu tahun. Secara fasilitas dari pihak PGN sudah siap, namun untuk pengadaan truknya butuh waktu 2-3 bulan. Harga truknya sekitar Rp 1 - 1,2 miliar.
Sementara, Ketua Umum Aptrindo Gemilang Tarigan mengatakan MoU atau nota kesepahaman ini untuk melakukan uji coba melihat seberapa jauh efisiensi gas LNG dan manfaat dari penggunaan LNG ini. Selama ini pihaknya menggunakan BBM bersubsidi yang dirinya sebut banyak permasalahan.
"Ketersediaan kadang-kadang terganggu, kedua penyimpangan penggunaannya. Nah ini kira-kira sekaligus juga untuk menghilangkan ketergantungan kita untukBBM fosil,"paparnya.
Aptrindo berharap bahwa LNG dapat digunakan oleh truk-truk milik para anggota Aptrindo. Sebagai gambaran, di Tanjung Priok terdapat 20.000 unit truk yang beroperasi dengan radius operasi sekitar 100 km dan estimasi penggunaan bahan bakarnya sekitar 2.000 KL/ hari.
"Dari analisis kami, terdapat peningkatan populasi kendaraan logistik dari tahun ke tahun," terangnya.