Pevita Akui Butuh Imajinasi Tinggi Saat Syuting Film 'Sri Asih'
Setelah menunggu tiga tahun lamannya, Jagat Sinema Bumi Langit kembali mengeluarkan film patriot keduanya yang berjudul 'Sri Asih'. Film yang dibintangi Pevita Pearce ini dijadwalkan tayang pada 6 Oktober 2022 mendatang.
Sebelumnya, pada 2019 Jagat Sinema Bumi Langit juga telah sukses dengan film patriot perdanannya 'Gundala' yang dibintangi Abimana Aryasatya.
Menjelang penayangan film patriot perempuan pertama di Indonesia ini, para pemain film seperti Pevita Pearce, Reza Rahadian, Jefri Nichol, Dimas Anggara dan Jourdy Pranata hadir menyapa penggemarnya di Surabaya, tepatnya di Royal Plaza, Sabtu, 17 September 2022.
Dalam kesempatan ini, Pevita yang memerankan Alana sebagai tokoh central film tersebut mengungkapkan, film ini merupakan filmnya dengan persiapan terlama, yakni 1,5 tahun.
Selain itu, aktris keturunan Inggris-Banjarmasin ini juga harus banyak berlatih koreo fighting untuk mendalami perannya sebagai petinju dalam film ini.
"Untuk peran Alana sendiri memang aku butuh meng-create tubuh aku agar benar-benar terlihat seperti petinju yang berotot. Jadi aku lakukan diet mengurangi gula, garam dan lainnya, juga menambah protein untuk masa otot aku," kata Pevita kepada awak media yang hadir.
Saat ditanya mengenai kesulitan syuting film yang disutradarai oleh Upi ini. Pevita mengaku berakting menggunakan teknologi CGI (Computer Generated Imagery) yang paling sulit dilakukan.
"Karena di sini saya harus berimajinasi sekali. Kami tidak tahu kalau nantinya itu dijahit atau digabung akan menjadi gambar seperti apa. Agar hasilnya bagus tentu butuh imajinasi dari para pemainnya," ungkapnya.
Selain itu, aktris berusia 29 tahun itu bangga dengan apa yang ia kerjakan di film 'Sri Asih' sebab, 90 persen adegan fighting dilakukannya sendiri tanpa bantuan stunt (pemain penganti). "Aku bangga banget sama film karena 90 persen stunt aku lakukan sendiri," ujar Pevita.
Sinopsis Film 'Sri Asih'.
Alana (Pevita Pearce) tak mengerti kenapa dia selalu dikuasai oleh kemarahan. Meski begitu ia selalu melawan amarahnya tersebut. Dia lahir saat gunung merapi meletus, kejadian ini membuat ia terpisah dari kedua orang tuanya.
Alana kemudian diadopsi oleh wanita kaya raya yang berusaha membantunya untuk menjalani kehidupan normal. Sampai saat dewasa, ia mengetahui siapa dirinya yang sebenarnya. Dia bukan manusia biasa, dia memiliki kekuatan yang bisa menjadi kebaikan untuk kehidupan. Atau menjadi kehancuran apabila dia tak bisa mengendalikan amarahnya.
Untuk diketahui, film yang ditulis oleh Upi dan Joko Anwar ini dibintangi nama besar lainnya, seperti Reza Rahardian, Christine Hakim, Surya Saputra, Dimas Anggara dan Jefri Nichol.