Petugas Kebersihan Dindik Surabaya Ditangkap Usai Jadi Calo PPDB
Polsek Tegalsari Surabaya menangkap seorang petugas kebersihan atau Office Boy (OB), usai diketahui menipu dua orang wali murid. Modusnya, meloloskan calon siswa ke SMP dan SMK Negeri di Surabaya tanpa seleksi.
Pelaku berinisial DA tersebut mengaku sudah dua tahun bekerja sebagai petugas kebersihan di Dindik Surabaya. DA meyakinkan korbannya dengan mengatakan bahwa ia adalah supir dari Kepala Dispendik Surabaya dan memikili kenalan untuk meloloskan calon siswa.
Kepolsek Tegalsari, Imam Mustolih mengatakan bahwa DA akan dijerat pasal 378 KUHP karena ini murni unsur penipuan. "Kami telah mengamankan DA berusia 43 tahun, warga Tempel, Sukorejo, Surabaya," kata Imam ditemui di Polsek Tegalsari, Selasa, 25 Juli 2023.
Imam menjelaskan, kronologi kejadian berlangsung pada 8 Juni hingga 21 Juli 2023 lalu. DA berhasil mengelabuhi dua wali murid dengan iming-iming memasukan putra mereka ke SMPN 10 dan SMKN 2, Surabaya tanpa seleksi di Jalur Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB).
"Wali murid FA dan FE berkeinginan memasukan putra mereka masing-masing ke SMPN 10 dan SMKN 2 tanpa seleksi. Setelah menyetorkan sejumlah uang yang diminta DA pada hari pengumuman PPDB janji hanya tinggal janji dan tak ada realisasi," ujar Imam.
Dua orang korban mengalami kerugian total hingga 20 juta rupiah. Wali murid dengan inisial FA menyetorkan uang 11 juta dan FE sejumlah 9 juta rupiah.
"DA meminta uang 11 juta dari FA untuk diserahkan kepada koordinator penerimaan siswa baru Dispendik Surabaya 3 juta dan 8 juta untuk dinas Provinsi Jatim. Begitu juga dengan FE yang dimintai uang sejumlah 9 juta," tambah Imam.
Imam mengungkapkan, DA berhasil mengelabuhi korban karena kedua korban adalah temannya semasa sekolah.
"Jadi keduanya itu teman sekolah pelaku. Pelaku mengaku sebagai supir Kepala Dinas Pendidikan Kota Surabaya dan mengatakan bisa memasukan anaknya ke SMP dan SMK Negeri tanpa seleksi," ujarnya.
Kasus ini sedang ditanggani dan dikembangkan oleh Polsek Tegalsari. Ia berharap masyarakat waspada terhadap modus penipuan semacam ini.
Sementara itu, DA mengaku uang sejumlah 20 juta telah habis digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan biaya pengobatan orang tua. "Uangnya untuk saya sendiri dan biaya berobat orang tua," kata DA kepada awak media.