Petugas Gabungan Pemkot Surabaya, Permudah Proses Tracing
Tim tracing yang dibentuk oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya akhirnya membuahkan hasil. Seperti berdampak pada semakin masifnya penemuan warga OTG yang sebelumnya belum terlacak.
Koordinator Bidang Pencegahan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Surabaya, Febria Rachmanita mengatakan, jika tim tracing tersebut sangat membantu dalam proses di lapangan.
“Jadi, Puskesmas bisa melakukan analisa dari tracing yang dilakukan oleh satgas. Setelah itu tinggal melakukan treatment,” kata wanita yang kerap dipanggil Feny, melalui pers rilisnya, Jumat, 10 Juli 2020.
Feny menjelaskan, jika sebelumnya Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Puskesmas hanya dapat menerjunkan 25 orang saat men-tracing satu pasien positif. Namun karena ada penambahan dari satgas gabungan itu, jumlah personelnya pun bertambah menjadi 50 petugas.
“Karena kami melakukan tracing tidak hanya keluarga, tapi juga tetangga hingga tempat kerjanya kita tracing. Ini sangat penting untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19,” jelasnya.
Keberadaan petugas gabungan tersebut berdampak pada semakin cepatnya proses tracing dari satu pasien positif. Sebab, menurut Feny, pihaknya dapat menyebarkan petugas, kemudian Dinkes dan Puskesmas yang mengoreksinya.
“Maka tim tracing yang ada di Surabaya Utara langsung koordinasi dengan tim tracing di Surabaya pusat untuk melacak. Begitu seterusnya. Untuk saat ini yang paling banyak tracing memang Surabaya Pusat karena banyak perkantorannya,” ungkapnya.
Setelah melakukan pengoreksian tersebut, Dinkes kemudian melakukan swab test, tanpa rapid test terlebih dahulu. Ia menjelaskan, hal tersebut dilakukan dengan alasan yang bersangkutan memiliki tingkat risiko cukup tinggi.
“Kenapa kami langsung tes swab orang yang kontak erat? Karena yang di ring satu ini risikonya lebih besar. Untuk ring dua jika hasil rapid test reaktif, maka langsung dites swab,” paparnya.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh Dinkes Surabaya pada Rabu, 8 Juli 2020 lalu, tim tracing gabungan telah melakukan rapid test kepada 101.532 orang. Selain itu, mereka juga sudah menjalankan swab test dengan total kumulatif 24.975 jiwa.
“Kita lakukan swab test kepada 24.659 jiwa, dan 7.159 pasien di antaranya terkonfirmasi atau positif, kemudian 17.297 orang sisanya negatif, serta 203 orang invalid. Jadi, persentasenya yang positif 29,03 persen, dan yang negatif 70,14 persen, kemudian invalidnya 0,82 persen,” tutupnya.
Perlu diketahui, selain dari tenaga kesehatan Dinkes dan Puskesmas, satgas gabungan dibentuk dari petugas yang berasal dari Satgas Satpol PP, Satgas Linmas, staf kelurahan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.