Petugas DLH Dibegal di Dekat Balai Kota, Walikota Eri: Tak Mungkin Kami Jaga 24 Jam
Walikota Surabaya Eri Cahyadi menanggapi pembegalan yang menimpa petugas kebersihan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Surabaya Siti Alifah, yang juga seorang penyandang disabilitas.
Diketahui, Siti yang berusia 48 tahun, warga Jalan Panjang Jiwo dibegal pada Rabu 14 Agustus 2024, sekitar pukul 03.00 WIB. Saat ia sedang bekerja membersihkan tempat sampah yang berada di sekitar Balai Kota Surabaya.
Tidak berselang lama, Siti didatangi empat pelaku yang mengendarai dua sepeda motor. Salah satu pelaku mengacungkan arit ke korban agar menyerahkan sepeda motor yang diparkir di sekitar Kawasan Balai Kota Surabaya, Jalan Sedap Malam.
Walikota Eri menyebut kejadian tersebut seharusnya dapat dijadikan pembelajaran oleh dinas terkait agar menempatkan petugasnya di area atau kawasan yang aman dan dapat dipantau pula oleh petugas keamanan.
"Apalagi kejadiannya jam 03.20 WIB, belum subuh. Saya berharap ini menjadi pembelajaran buat Kepala Dinas DLH Kota Surabaya untuk menyampaikan kepada anak buahnya agar lebih berhati-hati. Parkir kendaraan di Taman Surya saja, jangan di jalan," ucapnya sesudah Rapat Paripurna di Gedung DPRD Kota Surabaya, Kamis 15 Agustus 2024.
Eri menyebut, tempat parkir khusus disabilitas pun sudah disediakan oleh pemerintah kota di sekitar kawasan Balai Kota Surabaya, tidak hanya sekadar meletakkan sepeda motor di pinggir jalan yang rawan dari segi keamanan.
"Tempat parkirnya dimana 'kan sudah diatur, tidak bisa diparkir di pinggir jalan, kalau kondisi ramai gak mungkin tapi kemarin 'kan malam karena tidak ada yang keluar," paparnya.
Terkait pengawasan di area terluar Balai Kota Surabaya yang dirasa rawan terjadi tindakan kriminalitas, Eri menyebut, pihak keamanan yang berasal dari unsur pemerintah kota maupun kepolisian tidak mungkin berjaga selama 24 jam penuh di sana.
"Kalau pengetatan pasti ada, tapi saat jam malam, jam menjelang subuh, masak pemerintah kota diminta untuk berjaga sampai 24 jam," ucapnya.
Eri juga meminta kepada masyarakat untuk bisa lebih proaktif dan tetap selalu waspada, atau bahkan menjadi bagian dari pengamanan tersebut.
"Saya juga berharap kepada masyarakat terkait kejadian kemarin, pembelajaran ya, masyarakat harus hati-hati. Jangan ini kabeh pemerintah yang harus berjaga 24 jam. Masyarakat juga ikut menjadi bagian dari pengamanan," tegasnya.
Terkait ihwal pengamanan, Eri menyebut, mustahil jika hal tersebut hanya dilakukan oleh pihak berwajib dan bertanggung jawab, seperti kepolisian dan Satpol PP Kota Surabaya.
"Tidak mungkin semuanya diserahkan kepada polisi keamanannya, tidak mungkin semuanya diserahkan kepada pihak-pihak yang bertanggung jawab punya kewajiban, tidak, karena kalau jaga kampung makanya kita sendiri yang menjaga kampung kita, masak lalu polisi harus ada akhirnya 24 jam, tidak mungkin, kayak gitu yang akan kita atur lagi," pungkasnya.