Petolekoran, Ribuan Warga Giliketapang Belanja Kebutuhan Lebaran
Warga Pulau Giliketapang di Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo punya tradisi unik tepat pada 27 Ramadan (petolekoran) yang tahun ini jatuh pada hari Jumat, 29 April 2022. Ribuan warga pulau nelayan itu beramai-ramai naik perahu penyeberangan menuju Kota Probolinggo untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.
Sejak Jumat pagi hingga sore hari ribuan warga Giliketapang “beredar” di sejumlah pusat perbelanjaan di Kota Probolinggo mulai di swalayan, toko, hingga pasar tradisional. Mereka berbelanja sembako, kue-kue, hingga baju Lebaran.
“Sudah tradisi, kami beramai-ramai berbelanja sekalian jalan-jalan di Kota Probolinggo,” ujar Maimunah, warga Giliketapang.
Bahkan sebagian warga Giliketapang menyempatkan diri berbuka puasa di Kota Probolinggo. Setelah itu mereka kembali ke pulau yang berjarak sekitar 5 mil laut di sebelah utara Pelabuhan Tanjung Tembaga itu.
Hal serupa diungkapkan M. Yusuf, warga Giliketapang lainnya. “Sebagian besar memang baru berbelanja saat petolekoran atau tanggal 27 Ramadan. Memang ada sebagian kecil yang sudah berbelanja pertengahan Ramadan lalu,” ujarnya.
Berdasarkan pengamatan, ribuan warga Giliketapang itu setelah turun dari perahu penyeberangan langsung beramai-ramai naik becak, becak motor (bentor), hingga “Tossa” (motor roda tiga). Tujuannya, yang paling banyak pusat perbelanjaan di Jalan dr. Soetomo dan Jalan Panglima Sudirman, Kota Probolinggo.
Tradisi “petolekoran” tahun 2022 ini jauh lebih meriah dibandingkan tahun 2020 dan 2021 lalu ketika pandemi Covid-19 sedang mengganas. Tahun ini bersamaan dengan meredanya Covid-19, ribuan warga Giliketapang lebih leluasa berbelanja di Kota Probolinggo.
Ramainya tradisi “petolekoran” jelas berpengaruh terhadap roda perekonomian di Kota Probolinggo. Bahkan, para tukang becak dan pemilik perahu penyeberangan Giliketapang-Tanjung Tembaga pun merasakan dampak ekonomi luar biasa.
"Alhamdulillah, dalam sehari, becak motor saya bolak-balik sekitar 15 sampai 17 kali mengantarkan warga Gilieketapang dari pelabuhan hingga Jalan dr. Soetomo,” ujar Mahmud, tukang becak motor.
Pada “petolekoran” sebanyak 40 perahu penyeberangan juga hilir-mudik Giliketapang-Probolinggo. Perahu-perahu dengan mesin tempel itu dipenuhi penumpang warga Giliketapang.
Dengan tarif sekali jalan Rp8.000 per orang, setiap perahu bisa mengangkut 30-50 orang (tergantung tonase perahu). Pada momen “petolekoran”, setiap perahu bisa hilir-mudik hingga empat kali mengantarkan penumpang.
“Saat ‘petolekoran’ sebanyak 40 perahu turun semua untuk melayani warga Giliketapang hendak berbelanja di Kota Probolinggo,” ujar Suryono, Koordinator Paguyuban Perahu Penyeberangan Giliketapang.
Advertisement