‘Petoklekoran’, Ribuan Warga Giliketapang Berbelanja Bareng
Ada tradisi rutin setiap tanggal 27 Ramadhan yang dijalankan warga Pulau Giliketapang, Kecamatan Sumberasih, Kabupaten Probolinggo. Pada tradisi “petoklekoran” (tanggal 27) itu mereka beramai-ramai naik perahu menuju Kota Probolinggo untuk berbelanja.
Termasuk pada “petoklekoran” yang jatuh pada Minggu, 9 Mei 2021. Sejak pagi hingga sore hari, ribuan warga Giliketapang yang didominasi perempuan mendatangi pusat perbelanjaan di Kota Probolinggo.
Dari pulau berjarak sekitar 4,5 mil laut di sebelah utara Pelabuhan Tanjung Tembaga itu mereka naik perahu penyeberangan beramai-ramai. Mereka mendarat di dermaga barat Tanjung Tembaga. Selanjutnya mereka naik becak ke Jalan dr. Soetomo, yang menjadi pusat perbelanjaan.
Mereka biasanya berbelanja kebutuhan untuk hari raya seperti pakaian, kue, minuman, hingga kebutuhan rumah tangga lainnya. Sejumlah swalayan besar pun menjadi sasaran mereka berbelanja.
Karena masih dalam masa pandemi Covid-19, Satgas Covid-19 Kota/Kabupaten Probolinggo pun melakukan langkah antisipasi. Warga Giliketapang yang dijumpai tidak mengenakan masker, langsung diminta menjalani swab Polymerase Chain Reaction (PCR) di kawasan pelabuhan.
“Untuk mencegah penyebaran Covid-19, kami melakukan swab massal bagi warga yang dijumpai tidak mengenakan masker. Kami bersinergi dengan satgas Covid-19 kabupaten,” ujar Kabid Pelayanan dan Sumber Daya Kesehatan, Dinkes Kota Probolinggo, Madihah.
Madihah bersyukur, warga Giliketapang yang diuji swab PCR, semua hasilnya negatif. “Perlu kedisiplinan mereka mengenakan masker. Ada yang maskernya tidak dipakai, hanya dikalungkan d leher,” katanya.
Tidak hanya di kawasan pelabuhan dilakukan penjagaan terhadap warga Giliketapang yang masuk Kota Probolinggo. Satgas Covid-19 pun juga bersiaga di sejumlah toko di Jalan dr. Soetomo.
Pemilik toko pun diminta ikut menerapkan protokol kesehatan seperti, menyediakan tempat cuci tangan hingga hand sanitizer.
Salah seorang warga Giliketapang yang terjaring swab adalah Marris, 28 tahun. Ia mengaku, tidak mengenakan masker pada wajah karena tali masker putus. “Masker akhirnya saya kalungkan di leher,” ujarnya.
Ibu dua anak itu mengaku, sengaja ikut rombongan besar berbelanja ke Kota Probolinggo. “Petoklekoran sudah lama menjadi tradisi warga Giliketapang,” kata Marris.
Hal senada diungkapkan Masidun, warga Giliketapang. “Warga Giliketapang sengaja memilih tanggal 27 Ramadhan untuk berbelanja. Ini sudah tradisi lama sejak kakek-nenek saya,” katanya.
Advertisement