Petisi Copot Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI
Petisi “Copot Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta!” dalam laman penggalangan suara change.org yang digulirkan akun Opini Kamu sejak 10 bulan lalu, mencuat kembali di bulan Ramadan 2019.
Petisi tersebut mendesak Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Kementerian Dalam Negeri untuk mencopot gubernur yang dilantik pada 16 Oktober 2017 itu.
Opini Kamu menargetkan 150 ribu suara, dan sampai berita ini dibuat. Saat ini, suara yang telah terkumpul sebanyak 138.149.
"Kegagalan demi kegagalan disertai kejanggalan telah membuat DKI Jakarta sebagai Ibu Kota negara Republik Indonesia semakin terpuruk di bawah kepemimpinan Saudara Anies Baswedan," bunyi si pembuat petisi, Opini Kamu.
Petisi itu dibuat sepuluh bulan lalu, maka alasan yang dikemukakan pun terkesan basi, seperti soal gaji Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP) yang mencapai Rp 70 juta per orang, banjir yang muncul kembali, diskotek yang dulu tutup kembali dibuka, sampah, pohon plastik, PKL yang merajalela hingga membengkaknya APBD.
Selain itu, akun pembuat Petisi itu juga mengungkit perbaikan trotoar Jalan Senayan yang tak kunjung selesai dan penggunaan tiang bambu saat perhelatan Asian Games 2018.
"Sudah saatnya Presiden Joko Widodo dan Menteri Dalam Negeri memanggil dan MENCOPOT Anies Baswedan dari jabatannya sebagai Gubernur DKI Jakarta! Jangan ditunda lagi!" bunyi ajakan di petisi itu.
Beberapa netizen menjelaskan alasannya menandatangani petisi itu. "Jakarta perlu pemimpin yang baru. Bukan hanya pandai dalam bicara tapi perlu kerja keras untuk membangun masyarakat yang berkompeten," tulis Benny.
Beberapa warganet yang tidak menyukai Anies Baswedan, merindukan kepemimpinan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, gubernur DKI Jakarta yang dinyatakan terbukti bersalah melakukan penodaan agama karena pernyataan soal Surat Al-Maidah 51 saat berkunjung ke Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu.
“Jakarta perlu pemimpin yg bener terbukti seperti pemimpin sebelumnya,” kata Johan Sutanto.
“Saya menandatangani petisi ini karena Ahok yg terbaik,” ujar Toyo Bae.
“Kembalikan AHOK...!!!!!,” ujar Goesman Santoso.
Sementara itu, Anies Baswedan mengatakan dirinya tidak pernah menangkap orang yang melontarkan kritik kepadanya. "Saya tidak pernah menangkap orang yang mengkritik saya, sama sekali," ujarnya.
Menurut Anies Baswedan, setiap orang berhak menyuarakan pendapatnya. "Setiap warga negara berhak menyampaikan pandangannya, tidak ada larangan sama sekali," tuturnya.
Tidak ada larangan di Indonesia untuk menyampaikan pendapat atau pandangan suatu permasalahan. Sehingga seorang pejabat publik, harus siap dikritik bahkan dicaci. "Harus mau dikritik harus bahkan dicaci maki pun harus biasa-biasa saja," aku Anies Baswedan.
Hingga saat ini, Anies Baswedan menjabat Gubernur DKI Jakarta tanpa wakil, setelah Sandiaga Uno memilih mudur demi mencalonkan diri sebagai wakil presiden berpasangan dengan Prabowo Subianto. (yas)
Advertisement