Petirtaan Sumber Beji Sungguh Istimewa
Petirtaan Sumber Beji di Dusun Sumber Beji, Desa Kesamben, Ngoro, Kabupaten Jombang belum lama ini diketemukan (Juni 2020). Penemuan ini terjadi ketika warga setempat bekerja bakti membersihkan sendang sebagai sumber air untuk kebutuhan irigasi.
Setelah diekskavasi oleh tim BPCB Trowulan, terkuaklah wujud petirtaan yang sangat mempesona. Luas petirtaan berukuran 17 meter kali 19 meter. Kemudian di tengah tengah kolam terdapat struktur bangunan berbentuk persegi dengan ukuran 6 meter kali 6 meter dengan sebuah puncak di tengah bidang struktur bangunan. Semua struktur bangunan terbuat dari batu bata kuno. Termasuk lantai pada dasar kolam.
Meski dari batu bata, namun arca yang ditemukan masih menempel pada dinding dalam kolam terbuat dari batu andesit. Arca ini berwujud garuda yang berfungsi sebagai pancuran air yang menjorok ke dalam kolam.
Di Jawa Timur memang ada peninggalan arkeologis yang berupa petirtaan seperti misalnya Candi Tikus, Candi Jolotundo dan Candi Belahan. Namun, semua sistim aliran air dari sumber air yang ada langsung mengucur masuk ke dalam kolam. Berbeda dari sistim aliran air yang ada di Petirtaan Sumber Beji.
Air yang mengalir dari sumber air ke dalam kolam terlebih dahulu melewati kanal-kanal (lobang lobang) kecil di badan petirtaan. Sepertinya lobang lobang kecil itu layaknya saringan sebelum air masuk ke dalam kolam. Ada saluran yang airnya menyembul di puncak petirtaan di tengah bangunan persegi. Ada pula saluran yang airnya mengucur dari kepala arca garuda. Banyaknya lobang lobang air pada Petirtaan Sumber Beji ini menunjukkan sudah adanya teknologi irigasi di masa lalu.
Dirjen Kebudayaan Republik Indonesia, Hilmar Farid, yang berkunjung ke Petirtaan Sumber Beji belum lama ini mengatakan bahwa peradaban nenek moyang sudah sangat maju di eranya. Karenanya petirtaan Sumber Beji ini bisa memberikan nilai lebih yang bisa dipetik oleh generasi sekarang dan mendatang. Yakni adanya aplikasi teknologi air.
Kiranya bukan tanpa sebab mengapa air yang mengalir dari sumber air menuju ke kolam harus dilewatkan lobang lobang kecil yang tertanam pada struktur bangunan. Air yang secara fisik sangat bening itu diduga menjadi air lang bersih dan suci setelah melalui lobang-lobang kecil yang mirip seperti lobang penyaringan.
Keberadaan sistem air pada petirtaan ini menunjukkan kemewahan bangunan kala itu. Hanya di petirtaan ini yang memiliki sistem aliran air seperti ini. Petirtaan ini sangat istimewa dan diduga menjadi fasilitas kekratonan di kawasan ini. Apalagi tidak jauh dari petirtaan ini terdapat sebuah desa yang bernama Desa Kedaton. Kedaton secara harfiah bisa bermakna Keraton, yang berarti sebuah pusat pemerintahan.
Arkeolog BPCB Trowulan, Wicaksono Dwi Nugroho menduga bisa jadi di kawasan sekitar Petirtaan Sumber Beji masih terdapat peninggalan arkeologi yang masih terpendam.