Peternak Ayam Petelur di Blitar Menjerit, Inilah Penjelasannya
Peternak ayam telur di Blitar menjerit. Mereka mengalami kerugian sejak pandemi Covid-19. Alasannya harga pakan tak sebanding dengan harga telur. Bahkan, ratusan peternak gulung tikar karena tak mampu lagi membeli kebutuhan pakan yang selangit.
Karena inilah membuat Suroto akhirnya nekat membentangkan poster protes kepada Presiden Jokowi saat berkunjung ke Blitar. Postes bertuliskan "Pak Jokowi, bantu peternak beli jagung dengan harga wajar, Telur murah" dibentangkan di Jalan Moh Hatta usai meninjau vaksinasi.
Budiyana, salah satu peternak di Desa Demojayan, Kecamatan Srengat, Blitar mengatakan, harga pakan ayam tinggi karena bahan pakan campuran juga sangat tinggi. Seperti jagung sebagai campuran utama pakan ayam saat ini harganya di kisaran Rp6.000 perkg.
"Kalau harga sentratnya sudah tinggi, lalu ditambah harga jagung yang tinggi, sementara harga telur rendah, kami gak dapat apa-apa. Dapatnya ya Rugi," katanya, Rabu, 15 September 2021.
Kata Budiyana, komposisi pakan ayam dengan kualitas sedang terdiri konsentrat, jagung, dan bekatul. Untuk 1000 ekor ayam tiap hari kebutuhan pakan 50 kg konsentrat, 80 kg jagung, dan 20 kg. Sehingga, diprosentasi harga pakan jadi perkg kisaran Rp6.600.
Menurut Budiyana, setiap 1000 ekor ayam petelur setiap hari habis makanan sebanyak 120 kg dengan komposisi pakan campuran antara jagung, sentrat, dan protein lainnya.
"Sehingga, total biaya makanan yang dikeluarkan untuk kebutuhan perhari adalah sekitar Rp792.000 per seribu ekor ayam. Ini untuk kualitas pakan yang sedang, kalau kualitas pakan yang baik ya lebih dari itu," katanya.
Kemudian, dari pakan tersebut, dari per 1000 ekor ayam bisa menghasilkan telur kurang lebih 40 kilogram perhari.
"Kalau dikurskan dengan harga telur sekarang yang cuma Rp13.700 perkg, maka total pendapatan kita sekitar Rp592 ribu perhari. Jadi,kita masih menanggung kerugian Rp244 ribu perhari. Tinggal hitung kalau misalnya setiap peternak punya 10.000 ribu ekor," katanya.
Kata Budiyana, seharusnya bila harga jagung Rp6.600, harga telur sepantasnya di kisaran 19.000 perkg di peternak. "Makanya kita para peternak ayam telor yang rugi besar, bahkan ada yang gulung tikar. Mudah-mudahan pak presiden bisa bantu cari solusinya," katanya.
Belum lagi peternak yang memelihara mulai dari anakan hingga siap bertelur, maka akan lebih banyak lagi kerugian yang ditanggung. Karena setiap ekor biaya yang harus dikeluarkan kurang lebih mencapai Rp60 ribu.
Harga tersebut, kata Budiyana, belum termasuk kebutuhan biaya komponen lain seperti pembiayaan anak kandang, vaksin dan obat obatan.
Budiyana menyambut gembira hasil pertemuan Suroto dengan Presiden Joko Widodo di Istana Presiden kemarin sore menyetujui peternak akan diberikan subsidi sejumlah 30 ribu ton jagung dengan harga Rp4.500.
Kemudian, kedua untuk menstabilkan harga telur, pemerintah akan membeli telur peternak untuk bantuan sosial, dan ketiga pemerintah menyediakan cadangan jagung sebagai penyangga.
Tiga perwakilan yang diundang Presiden Jokowi ke Istana diantaranya Suroto warga Suruhwadang Kecamatan Kademangan mewakili peternak. Lalu, Sukarman mewakili dari koperasi peternak dan Rofi Yasifun mewakili lembaga PPRN (Paguyuban Peternak Rakyat Nasional).