Petani Lamongan Hilang di Rawa, Lokasi Dikenal Angker
Tewasnya Suja'i, 60 tahun, warga Desa Moropelang, Kecamatan Babat, Lamongan, tetap menyimpan misteri. Bukan penyebab atau perihal yang melatar-belakanginya. Karena, pihak keluarga sudah ikhlas menerima nasib yang menimpa kakek 60 tahun tersebut.
Apalagi, hasil otopsi mayat yang dikakukan tenaga medis yang disaksikan pihak berwajib juga menegaskan, bahwa tidak ditemukan tanda-tanda penganiayaan. Murni, korban tewas karena tenggelam.
Justru kenyataan itulah masyarakat sekitar menganggap kematian korban masih menyisakan misteri dan memunculkan banyak pertanyaan. Sebab korban yang tewas tenggelam, baru diketahui mengapung setelah 15 hari lebih. Padahal, secara teori, korban tenggelam dipastikan muncul paling lama dua hari.
"Biasanya dan bisa dipastikan serta dari pengalaman yang sering kita alami, korban tenggelam akan muncul dengan sendirinya dalam waktu 26 - 28 jam," kata Kabid Logistik dan Kedaruratan BPBD Lamongan, M. Muslimin, Minggu 12 Maret 2023.
Bahkan, Muslimin, yang memimpin evakuasi, menduga mayat berada di permukaan air sudah lima hari lalu. Dugaan ini dibuat dari kondisi mayat saat ditemukan. Artinya, 10 hari setelah kejadian. "Ya memang aneh," imbuhnya.
Itulah yang dimaksud masyarakat setempat, soal keanehan-keanehan itu. Ini, dikaitkan dengan lokasi rawa yang dimanfaatkan sebagai sawah tambak tersebut.
Lokasi itu dikenal sebagai Rawa Pak Canthing, yang selama ini juga dikenal sebagai tempat angker. Banyak dihuni makhluk astral.
Pada kejadian yang menimpa Suja'i ini, juga sempat tersebar kabar, sewaktu pencariannya sempat meminta bantuan beberapa tenaga supra natural.
Konon, korban hilang karena disembunyikan bahkan dibawa sembilan makhluk astral penunggu rawa. Pada hari ke tiga, enam makhluk astral sudah tidak keberatan saat diminta melepaskan, tiga lainnya tetap tidak mau melepas.
"Cerita di kampung sini seperti itu," kata seorang perempuan, warga setempat, kepada ngopibareng.id.
Pak Nan, salah seorang anak korban tidak mengelak ketika meminta bantuan tenaga supra natural, guna mencari orang tuanya. "Karena kami ingin segera menemukannya. Entah itu masih hidup atau sudah meninggal sekalipun, " ujarnya, saat di lokasi sawah tambak orang tuanya.
Sementara itu, Kepala Dusun setempat, Farid, membenarkan bahwa masyarakat setempat menilai rawa Pak Canting memang angker. Hanya, ia tidak mau mengaitkan kejadian tersebut dengan yang aneh-aneh. "Alhamdulillah, akhirnya korban sudah berhasil ditemukan. Itu saja yang penting," tandasnya.
Diketahui, Suja'i dilaporkan hilang Jumat 24 Februari. Ia diduga tewas tenggelam. Karena motor dan sandal masih tertinggal di jalan masuk menuju sawah.
Tim SAR BPBD Lamongan sempat melakukan pencarian selama dua hari. Lewat manuver air maupun penyisiran di lokasi sawah maupun aliran kali setempat. Tetapi, gagal menemukan korban.
Korban baru ditemukan Sabtu 11 Maret, sejarak 16 hari sejak dinyatakan hilang. Mayat korban mengapung dengan posisi tengkurap. Masih berpakaian lengkap. Meski hilang tenggelam selama setengah bulan lebih, tubuhnya masih utuh atau lengkap.
Advertisement