Petani Jeruk di Malang Bersedih Jelang Imlek, Ini Sebabnya
Imlek kali ini disambut sedih oleh petani jeruk di Desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Meski konsumsi buah manis itu meningkat, petani mengaku buah jenis java baby di kebun mereka tak laku di pasar. Petani menyebut pasaran kini dibanjiri buah impor.
Seperti yang dirasakan oleh Petani Jeruk Desa Selorejo, Purwati yang mengatakan bahwa buah jeruk lokal dengan jenis java baby saat ini sudah tidak laku lagi.
“Penjualan jeruk menurun. Sekarang jeruk jenis java baby sudah tidak laku lagi. Kami kalah bersaing dengan buah impor itu,” ujarnya pada Sabtu 14 Januari 2023.
Karena tidak laku di pasaran kata Purwati, kini dirinya hanya menjual buah jeruk jenis Siam Pontianak di pasaran. Sedangkan untuk jenis java baby sudah jarang diproduksi lagi.
“Dulu sebelum masuk buah impor, jeruk java baby harganya Rp6 hingga Rp7 ribu. Langsung dari pohon. Diambil sama pembeli. Tapi sekarang saya lepas Rp5 ribu tidak ada yang beli,” katanya.
Sementara untuk harga Jeruk Siam Pontianak dibanderol Rp12 ribu saat panen raya di kebun. Sedangkan sekarang dijual sekitar Rp 18 ribu per kilogram. Di lahan kebunnya Purwati menanam sebanyak 600 pohon dan dapat menghasilkan sekitar 10 ton.
“Kalau untuk angkanya. Penurunan penjualan akibat adanya buah impor ini antara 50 hingga 60 persen. Orang lebih suka beli buah impor itu karena kemasan dan warna buahnya yang bagus dilihat,” ujarnya.
Diketahui, berdasarkan, berdasarkan data dari laman resmi BPS, pada 2021 jumlah impor buah Indonesia mencapai 775.422 kilogram.
Advertisement