Petani Jember Kembali Bagi-bagi Tomat Gratis di Kantor Bupati
Dua orang petani di Kabupaten Jember untuk yang kedua kalinya menggelar aksi bagi-bagi tomat gratis, Sabtu, 24 September 2022. Jika sebelumnya di Gedung DPRD Jember, kali ini dilakukan di Depan Kantor Bupati Jember.
Salah satu peserta aksi, Jumantoro mengatakan, Sabtu pagi, dirinya memanen buah tomat di kebun seluas 0,5 hektar. Setelah terkumpul satu kuintal, tomat tersebut ditawarkan kepada pengepul.
Ternyata tomat dengan kualitas bagus tersebut hanya ditawar Rp 600 per kilogram. Padahal sebelumnya bisa Rp 800-1.000 per kilogram.
“Ini tomat bagus karena memakai pupuk organik dan non subsidi dengan biaya yang cukup tinggi. Namun setelah kami panen, hanya ditawar Rp 600 per kilogram,” kata Jumantoro.
Karena hasil penjualan jauh lebih kecil dari biaya panen, Jumantoro akhirnya secara spontanitas ingin membagikan tomat yang baru dipanen itu di depan Kantor Bupati Jember.
Satu kuintal tomat tersebut diangkut menggunakan pikap menuju depan Kantor Bupati Jember di Jl. Sudarman. Jumantoro mulai melakukan orasi sambil menawarkan tomat kepada warga yang berada di sekitar lokasi.
Tidak lama kemudian, ibu-ibu, bapak-bapak dan remaja yang sedang berada di Alun-alun Jember mulai berdatangan.
Tiap orang diberi tomat satu sampai dua plastik ukuran satu kilo. “Alhamdulillah tidak sampai 10 menit, satu kuintal tomat yang saya bawa habis,” tambah Jumantoro.
Aksi bagi-bagi tomat itu, sengaja dilakukan sebagai bentuk protes kepada pemerintah yang tidak hadir saat harga panen petani anjlok. Pada saat perayaan hari tani yang ke 62, para petani justru tidak diperhatikan.
Tidak hanya terjadi pada tomat, namun harga kubis juga anjlok hingga Rp 600 per kilogram.
Dengan harga yang anjlok tersebut menjadi pelengkap penderitaan petani saat pupuk bersubsidi langka. Bahkan, banyak petani yang terpaksa menggunakan pupuk non subsidi dengan harga yang cukup tinggi.
Dengan biaya yang cukup tinggi tersebut, idealnya harga tomat Rp 5.000. “Idealnya agar petani tomat biasa dapat untuk meskipun sedikit harga tomat harus Rp 5.000 per kilogram. Karana kalau masih harga Rp 3.000-4.000 hanya cukup untuk mengembalikan modal produksi,” jelas Jumantoro.
Sementara kubis idealnya harga per kilogram Rp 2.000. Namun saat ini hanya Rp 500-600.
Sejauh ini, anjloknya harga tomat di tingkat petani dikarenakan stok melimpah. Akibat harga tomat yang anjlok, sebagian petani memilih tidak memanen tomat mereka.
“Di Jember ada sekitar 200 hektar lahan yang ditanami tomat. Sebagian petani memilih tidak memanen tomat dan kubis mereka,” lanjut Jumantoro.
Lebih jauh Jumantoro berharap, di tengah kenaikan harga BBM harga hasil panen petani juga ikut naik. Namun faktanya, harga tomat di tingkat petani justru turun drastis.
“Petani saat ini bukan hanya sedang menghadapi krisis, namun petani saat ini dalam kondisi kritis,” pungkas Jumantoro.