Petani di Blitar Lawan Hama Wereng, Buru-buru Panen atau Dibakar
Hama wereng batang coklat menyerang tanaman padi di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. Tak hanya merusak tanaman padi yang masih muda, hama wereng coklat juga menyerang tanaman padi yang sudah tua. Sebagian tanaman padi milik petani yang siap panen juga banyak yang mati. Untuk meminimalisir besarnya jumlah kerugian, para petani terpaksa memanen tanaman padi mereka sejak dini. Tak sedikit pula petani yang mengalami gagal panen.
Dari pantauan Ngopibareng.id di Desa Darungan, Kecamatan Kademangan, puluhan hektar lahan sudah habis diserang hama wereng batang coklat. Sebagaian tanaman padi setelah tanam 40 hari, beberapa helai daunnya sudah tampak menguning. Tapi di pangkal batangnya sudah diserang hama wereng batang coklat.
“Beberapa hamparan sawah sebagian sudah dibakar. Padahal petani bisa panen 15 hari lagi. Umumnya, umur tanaman padi 95 sampai 110 hari,” jelas Subakir ketika ditemui di lahan sawahnya.
Serangan hama wereng batang coklat, menurut Subakir, sangat cepat perkembangan populasinya apabila tidak segera tertangani. Dia mengaku bingung bagaimana cara mengatasinya.
“Ada tetangga tepaksa membakar tanaman padi yang hampir panen, karena batangnya kering dan bulirnya kosong terhisap hama,” sambung dia.
Panen Paksa
Di lahan sawah lainnya, tampak beberapa petani panen paksa tanaman padinya. Mereka berlomba melawan serangan hama wereng batang coklat. Alhasil, bulir padi yang masih belum cukup umur terpaksa panen dini. “Khawatir akan tidak panen sama sekali, akhirnya sisa batang dan daun padi yang belum kering. Saya harus memanen duluan, dari pada tidak membawa pulang padi,” kata Subakir.
Hari ini, Subakir mengaku menghasilkan dua karung padi. Dalam kondisi normal, dia bisa menghasilkan tujuh sampai 8 karung per petak sawah. “Terpaksa panen tanaman padinya pada umur 78 hari setelah tanam,” sambung dia.
Hama Wereng Batang Coklat Muncul Setelah Gempa Blitar
Subakir mengatakan, munculnya endemi wereng batang coklat dilahannya terjadi, setelah adanya gempa Blitar, pada 21 Mei 2021 dengan bermagnitudo 5.8 jarak. Gempa terjadi 57 kilometer tenggara kabupaten Blitar dengan kedalaman 110 km.
Memutus mata rantai hama wereng batang coklat sulit karena petani tidak mau tanam serentak. Fakta ini diungkap Jemangin, Ketua Kelompok Tani Sidomulyo saat dijumpai Ngopibareng.id di rumahnya, Desa Darungan, Kecamatan Kademangan.
Jemangin mengimbau kepada petani agar tanam padi serentak. Tujuannya jika terjadi serangan hama wereng batang coklat maka pengendaliannya bisa lebih mudah. Tetapi, para petani tidak sabar untuk menanam padinya masing-masing.
“Petani di Desa Darungan menanam padi tiga kali, bahkan ada yang empat kali dalam setahun. Ini karena mudahnya mendapatkan air sejak adanya proyek Bendungan Jasatirta Wlingiraya, yang bisa mengairi selatan sungai Brantas sampai wilayah Tulungagung sejak tahun 1976,” jelas Jemangin
Menurut Jemangin, petani harus mengeringkan dulu lahan sawahnya ketika terjadi serangan hama wereng batang coklat. “Setelah kering disemprot insektisida,” imbuhnya.
Sementara ini, Jemangin belum melaporkan adanya seragan hama wereng batang coklat kepada mantri tani di BPP Kecamatan Kademangan dan Dinas Pertanian.
Saran Pakar Melawan Hama Wereng Batang Coklat
Serangan hama wereng batang coklat menarik perhatian pakar IPB, Suryo Wiyono selaku Ketua Gerakan Petani Nusantara. Dia menyarankan agar lahan tanaman padi untuk dikeringkan, kemudian bagi tanaman yang umurnya masih di bawah 40 hari, disemprot dengan Aploud atau Lecanicium semacam Bio Insektisida yang mengandung cendawan endofit.
“Semacam mikroorganisme tanaman Endofit adalah mikroorganisme yang hidup dalam tumbuhan dan bersimbiosis dengan tumbuhan itu dengan menghasilkan metabolit sekunder yang membantu pertahanan tumbuhan tersebut,” demikian penjelasannya.
Suryo Wiyono menambahkan, apabila tanaman padi sudah berumur di atas 70 hari, setelah dikeringkan dari genangan air, disemprot menggunakan agensia hayati yakni organisme yang dapat berkembang biak sendiri seperti parasitoid, predator, parasit, artropoda pemakan tumbuhan, dan patogen.