Petakan Zona Rawan Banjir-Longsor, Ini Kebijakan Pemprov Jatim
Gubernur Provinsi Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa, mengatakan, pihaknya telah melakukan pemetaan zona rawan banjir dan longsor. Hal itu dimaksudkan untuk mengingatkan warga agar berjaga-jaga dalam menghadapi musim penghujan tahun ini.
Menurutnya, daerah-daerah yang dari tahun ke tahun menjadi langganan banjir saat memasuki musim penghujan. Yakni daerah-daerah yang berada di sepanjang Sungai Bangawan Solo seperti Magetan, Ngawi, Madiun, Bojonegoro, Tuban, Lamongan, Gresik dan Mojokerto.
"Kemudian yang ada di sepanjang Sungai Brantas. Itu dari Malang, Kediri, Jombang, Mojokerto. Ada juga di Madura yang dekat Sungai Kemuning, juga sering. Itu yang biasanya tiap tahun kejadian (banjir) ada di sana," ujarnya, pada ngopibareng.id, Rabu 11 Desember 2019.
Beberapa daerah di Jatim yang sering menjadi langganan bencana longsor. Yaitu daerah-daerah yang berada di dekat pegunungan.
"Daerah di lingkar gunung yang rawan longsor itu antara lain Banyuwangi, Pacitan, Jember, Lumajang, Probolinggo, Pasuruan, Malang dan Batu," kata Khofifah.
Khofifah juga mengingatkan, warga di wilayahnya yang tinggal di daerah rawan banjir dan longsor supaya waspada dan lebih berhati-hati.
Pemprov bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur telah melakukan pengkajian dan pemetaan beberapa titik rawan longsor dan banjir. Hal itulah yang perlu diketahui oleh masyarakat yang tinggal di zona merah tersebut.
"Penyebar luasan peta rawan banjir dan longsor, menjadi bagian penting untuk mencegah jatuhnya korban kalau bencana alam itu terjadi," kata Khofifah.
Menurutnya, Pemprov Jatim telah melakukan berbagai persiapan menghadapi musim pancaroba. Khofifah memastikan di wilayannya telah sangat siap memasuki musim pancaroba tersebut.
"Insya Allah segala upaya sudah kita persiapkan jika memang terjadi bencana yang tidak kita inginkan, baik secara personel, peralatan, kami sudah siap," katanya.
Di antara persiapan yang dilakukan adalah dengan membuat Surat Edaran Gubenur Jawa Timur kepada kabupaten/kota untuk siaga banjir dan longsor memasuki 2020.
Artinya, pemerintah kabupaten/kota di Jatim, diminta untuk siaga dan memetakan daerah-daerah mana saja yang berpotensi terjadinya banjir longsor.
"Selain itu, kami juga menyiapkan logistik, kemudian peralatan. Nantinya untuk mendukung penanganan banjir dan longsor yang kami harapkan tidak ada. Jika adapun semoga tidak terlalu besar," ujar mantan Mensos tersebut.