Peta Cungli, Cara Ajak Anak Belajar Sambil Bermain
Tujuh mahasiswa Universitas Nahdlatul Ulama Surabaya (Unusa), jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) membuat permainan yang diberi nama Peta Cungli. Mereka adalah Nia Safitri, Intan Nisful Laila, Amelia Ratih, Imam Rahman, Mar'atus, dan Atiqoh. Peta Cungli bisa dimainkan secara bersama-sama dan kelompok untuk anak usia 3-8 tahun.
"Kami ingin memudahkan anak untuk belajar. Anak-anak lebih suka belajar sambil bermain apalagi yang bersifat kontekstual mereka (anak-anak) lebih semangat," ujar koordinator kelompok, Nia Safitri.
Peta Cungli merupakan permaian tradisional yang terbuat dari lidi yang dikembangkan dengan cara yang menarik agar kekinian.
Satu set Peta Cungli berisi lidi warna-warni (merah, kuning, dan hijau) lalu pembatas untuk permaian serta flash card yang berisi pertanyaan sewarna dengan lidi. Cara bermain, jelas Nia Safitri, pilih warna lidi sesuai keinginan lalu ambil flash card sesuai warna lidi. Di mana setiap flash card yang dipilih memiliki pertanyaan yang harus dijawab. Semakin banyak menjawab, maka dapat mengumpulkan banyak angka.
"Permainan ini juga dilengkapi dengan buku panduan yang berisi cara bermain, kunci jawaban pertanyaan serta nilai dari masing pertanyaan yang dijawab. Setiap kartu memiliki bobot pertanyaan yang berbeda-beda merah (mudah), kuning (sedang), dan hijau (sulit). Nilainya dari yang terendah 3 sampai paling tinggi 10 tergantung bobot pertanyaanya," jelas mahasiswa semester 6 ini.
Menurut Nia Safitri, pertanyaan yang dibuat dalam permainan ini semuanya mengikuti kurikulum pembelajaran 2013, dari mulai pertanyaan mengenai agama, sosial, kehidupan sehari-hari ada di dalamnya.
Peta Cungli bisa dimainkan dalam dua kelompok. Kelompok pertama yang bermain dan menjawab pertanyaan, kelompok kedua bertugas menghitung nilai dan melihat kunci jawaban.
Nia Safitri menyebut, butuh waktu sekitar dua minggu untuk membuat Peta Cungli. "Ada yang design sendiri, membuat pertanyaan, bagian pemasaran juga ada," katanya.
Nia dan keenam rekannya berharap Peta Cungli dapat dikembangkan lagi dengan seri-seri terbaru agar permainan tidak membosankan. "Nantinya kita mau buat seri-seri dengan tema dan pertanyaan yang berbeda agar lebih variatif permainannya," imbuhnya.
Peta Cungli dipamerkan dalam acara Enplus Festival 2019 yang diselenggarakan Unusa, dan dijual dengan harga yang cukup terjangkau, hanya Rp35 ribu. Peta Cungli juga dipasarkan di Instagram dengan nama yang sama. (pita)
Advertisement