Pesugihan Tali Pocong Jumat Legi, Dipercaya Bisa Buat Terbang
Terjadi pencurian tali pocong terjadi di pemakaman umum Desa/Kecamatan Tulangan, Sidoarjo, Jawa Timur. Salah satu makam di area tersebut telah terbongkar dan tali pocong dari jasadnya hilang dicuri. Pelaku diduga sengaja mencuri tali pocong di jenazah yang wafat pada malam Jumat Legi tersebut.
Kejadian tersebut awalnya diketahui oleh warga yang melihat sebuah makam terbongkar pada Selasa pagi, 8 Februari 2022. Setelah dilakukan pengecekan, makam almarhum Siti Kalsum yang merupakan warga setempat ditemukan dalam kondisi rusak setelah dibongkar orang.
Namun sampai saat ini identitas pelaku pembongkaran makam masih belum diketahui. Hanya saja, kabar pencurian tali pocong di pemakaman Desa Tulangan, Sidoarjo itu langsung menyebar dengan cepat. Apalagi videonya ramai diunggah di media sosial.
Dalam video berdurasi 21 detik memperlihatkan kondisi sebuah makam yang telah dibongkar. Di dalam lubang terlihat mayat dengan posisi menghadap ke bawah. Di sampingnya tampak alas tikar dan kain putih.
Makam yang dibongkar milik Siti Kalsum. Ia meninggal pada 4 Februari 2022, weton (dalam hitungan Jawa) Jumat Legi. Setelah ditelusuri tali pocong di bagian kaki dan kepala diduga telah dicuri untuk ilmu hitam. Saat ini, makam tersebut telah dirapikan kembali dan tali pocong yang hilang telah diganti.
Filosofi Jumat Legi
Di sisi lain, masyarakat Jawa yang kental akan mitos dan tradisi memiliki kepercayaan Jumat Legi termasuk weton yang sakral. Merujuk ringtimes Banyuwangi, Jumat melambangkan air di mana air ini dimaknai sebagai zat penyangga kehidupan. Sedangkan Legi berarti simbol arah mata angin timur atau udara. Selain air, udara juga diyakini sebagai unsur kehidupan yang utama. Tanpa udara seseorang tak bisa bernafas. Jumat Legi sendiri dipercaya mengingatkan manusia tentang asal usulnya.
Tak hanya itu, masyarakat percaya jenazah yang meninggal pada Jumat Legi tali pocongnya wajibnya dijaga hingga 40 hari. Pasalnya, tali tersebut sering dicuri orang untuk ilmu hitam. Seperti penglaris, pelet, pengasihan, kekayaan, kebal terhadap senjata tajam dan lain-lain.
Bisa Terbang hingga Hipnotis Orang
Melansir berbagai sumber, berikut sederet motif pelaku pencurian tali pocong. Pada tahun 2013-an terdapat kasus pembongkaran makam dan pencurian tengkorak mayat perempuan di Cilacap. Pelakunya adalah Resi Rokhis Suhana. Pemuda berusia 27 tahun itu mengaku ingin memiliki ilmu agar bisa terbang. Sebagai syaratnya, dia harus mencuri tali pocong perawan. Resi menggelar ritual di Tempat Pemakaman Umum Sabuk Janur Cilacap Utara Jawa Tengah.
Satu tahun berikutnya, terjadi kasus serupa di Bekasi Jawa Barat. Pelakunya adalah Tezar Cipta Pramadi. Pria 35 tahun dan lulusan sarjana itu membongkar kuburan demi mengambil tali pocong jenazah. Tezar percaya tali itu mampu mendatangkan kekayaan secara spontan dan berlimpah.
Pada tahun 2018, seolah tak kapok dengan aksinya, Resi kembali mencuri tali pocong bayi. Kejadiannya pada Jumat, 12 Januari 2018 terjadi di Pemakaman Umum Mbeji, Kelurahan Mertasinga, Kecamatan Cilacap Utara. Berbeda dengan motifnya di tahun 2013 lalu, tindakan nekatnya kali ini dipicu lantaran dia ingin bisa menghilang.
Hal senada juga dilontarkan dua remaja pencuri tali pocong di Kabupaten Kepulauan Mentawai, Sumatera Barat pada 2020. Mereka hendak mencuri tulang jari kelingking jenazah agar bisa menghilang.
Terakhir, kawanan pencuri motor di Bekasi menyebut tali pocong dianggap keramat karena bisa menghipnotis orang. Menurut para pelaku, tali pocong itu berguna membuat korban tertidur, sehingga saat mereka menggasak motor tidak terpergok.
Sekelompok pencuri ini beraksi pada hari dianggap keramat. Seperti Senin dan Jumat. “Bisa empat motor paling sedikit. Paling banyak tujuh motor sekali ngambil di satu tempat," kata Alan, salah satu pencuri, dikutip dari mapaybandung.com.
Paranormal Sebut Berbahaya
Mengkutip mapaybandung.com, Abah Romdhoni, seorang ahli spiritual menyebut agar kekuatan jimatnya bekerja dengan baik, harus ada maharnya. Yaitu berupa ayam hitam, sesajen, dan kembang tujuh rupa. Pantangannya jimat tidak boleh dipakai mandi dan buang air besar. Jika tidak, kesialan akan menimpa pemegang jimat.
Sementara, ritual menggunakan tali pocong ini berdampak negatif. “Efek negatifnya dari pesugihan tali pocong ini membuat pelakunya sering melihat penampakan pocong. Sehingga rumah tangganya bisa kacau,” katanya.
Senada dengan Abah Romdhoni, Mbak Widri, pakar Kejawen memperingatkan agar tidak melakukan pesugihan tali pocong. Sebab, penglaris tersebut berbahaya lantaran sebagai imbalannya dia meminta ganti tumbal.
“Tali pocong dipercaya membuat dagangan laris, pocong akan bertugas meneteskan air liur ke makanan yang disajikan. Jauhilah penglaris begini karena membuat perjanjian dengan makhluk gaib merugikan ke depannya. Biasanya meminta tumbal, bisa diri sendiri, orang terdekat, karyawan, dan orang lain sebagai ganti kekayaan yang diperoleh,” jelasnya.