Pesta Ultah Anak Walikota Saat Pandemi Corona
Foto-foto dan video perayaan ulang tahun anak Walikota Lhokseumawe, Suaidi Yahya di salah satu kafe ternama di Jalan Merdeka Utama, Kota Lhokseumawe, viral di media sosial.
Dikutip dari akun Instagram anak sang walikota, @maulaanaazis, terlihat Suaidi Yahya bersama istri, Cut Ernita Suaidi dengan raut wajah gembira merayakan ulang tahun dua putranya, Maulana dan Alvin.
Nama kedua putra walikota yang berulang tahun diketahui dari balon warna biru yang disusun sesuai abjad namanya.
Keluarga ini juga berpose bersama beberapa orang yang turut hadir dalam acara tersebut dengan latar belakang susunan balon nama Maulana dan Alvin. Dua anak walikota itu juga dikalungi uang kertas Rp 50.000 dan Rp 100.000 di lehernya.
Foto dan video acara tersebut menjadi perbincangan hangat mengingat kondisi Kota Lhokseumawe berstatus zona merah. Dikutip dari Surat Edaran Gubernur Aceh Nomor 440/7810 untuk Bupati/Walikota terkait penerapan masyarakat produktif dan aman Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) pada kriteria Zona Merah dan Zona Hijau di Aceh yang diterbitkan pada 2 Juni 2020, tertulis bahwa saat ini Kota Lhokseumawe termasuk dalam Zona Merah.
Seperti diketahui, selama pandemi corona ada aturan bahwa restoran atau kafe diwajibkan melayani pesanan untuk dibawa pulang, dan melarang tamu makan di tempat apalagi merayakan ulang tahun seperti keluarga walikota tersebut.
Diduga, keluarga walikota dan puluhan orang yang hadir tidak mengikuti protokol kesehatan Covid-19. Mereka tidak memakai masker dan tidak jaga jarak. Sebuah masker memang terlihat dikaitkan di kuping walikota, tapi masker warna hitam itu menempel di dagu.
Menanggapi gunjingan tak sedap mengenai pesta ulang tahun anaknya, Suaidi Yahya angkat bicara. Menurutnya, pesta ulang tahun anaknya hanya dihadiri keluarga besarnya.
"Protokol kesehatan sudah dilakukan sejak awal masuk kafe, cuci tangan dan dicek suhu badan," terangnya.
"Di sana (kafe) kita hanya beberapa orang keluarga terdekat saja. Dan semuanya sudah kita lakukan pengecekan suhu,” imbuh dia.
Di kafe itu, lanjut Suaidi Yahya, ada petugas yang ditempatkan untuk mengawasi pendatang yang tidak menggunakan masker serta cuci tangan. “Itu kami lakukan di ruangan tertutup, mungkin kalau kita di kamar juga tidak menggunakan masker. Enggak mungkinlah satu keluarga kita menggunakan masker untuk berbicara dan makan. Namun kalau orang mengkritisi wajar saja,” ungkapnya.
Setelah acara makan bersama, Suaidi Yahya dan keluarga langsung kembali pulang ke rumah untuk beristirahat. “Kami langsung pulang, jadi kalau terkena corona hanya keluarga di rumah, tidak pada orang lain. Jika orang lain juga melaksanakan keramaian dan mengikuti protokol kesehatan Covid-19 kita juga tidak akan larang,” ujarnya.