Pesta Seni Dihentikan, Balai Pemuda Dibersihkan
Komplek Balai Pemuda, yang secara sepihak oleh Pemkot namanya diganti menjadi Alun-alun Surabaya, kini mulai bersih. Dua buah panggung yang selama dua hari digunakan untuk pesta seni atau Tampilan Kesenian, siang ini dibongkar.
Ini menyusul dihentikannya serangakaian acara yang sedianya berlangsung selama 6 hari hingga 25 Agustus mendatang. yang menghentikan adalah Pemkot Surabaya sendiri, yang melalui website resminya memasang pengumuman: Tampilan Kesenian di Alun-alun Surabaya (Plaza Surabaya) DIHENTIKAN SEMENTARA terhitung mulai 21 Agustus 2020.
Kamis malam, masyarakat membludag hadir di Balai Pemuda. Pihak keamanan sebenarnya membatasi jumlah penonton, tetapi masyarakat yang hadir untuk mencari hiburan ternyata luar biasa. Padahal ini musim pandemi. Padahal Surabaya kembali masuk zona merah. Padahal, Pemkot Surabaya sendiri beberapa hari sebelumnya mengluarkan maklumat kepada seluruh warga kota agar tahun ini tidak mengadakan acara peringatan hari proklamasi di kampung-kampung, termasuk acara tirakatan.
Karena itu Kamis malam terjadi keributan antara pihak keamanan dengan warga yang hendak masuk ke komplek Balai Pemuda. Terpaksa pertunjukan dibubarkan oleh aparat dari Polres dan Polda.
Saat itu, di panggung sedang tampil grup Srimulat Surabaya. Eko Parman Kucing, Ketua Srimulat Surabaya mengisahkan, luapan penonton yang luar biasa tidak dapat dikendalikan oleh aparat yang ada.
"Maklumlah, masyarakat memerlukan hiburan setelah cukup lama tinggal di rumah saja. Mereka datang berduyun-duyun, ini memang di luar dugaan. Saya menyadari hal itu. Akhirnya kita terpaksa diminta mengenghentikan pertunjukan, ya berhentilah kita. Dari pada menimbulkan hal-hal yang tidak kita inginkan bersama," kata Eko Parman kepada Ngopibareng.id, Jumat siang.
Bagaimana kelanjutannya, Eko menunggu informasi dari Pemkot Surabaya. "Kami sebenarnya ada jadwal untuk tampil lagi. Tapi entah kapan, karena informasi yang kami dapat, pertunjukan di Balai Pemuda ini dihentikan untuk sementara," katanya.
Bukan Srimulat saja yang berhenti tampil, tapi masih ada grup-grup lain yang terpaksa batal tampil, antara lain wayang kulit, ketoprak, ludruk, musik jazz, dagelan, keconcong dan sebagainya. Dari sore hingga malam hari.
Surabaya oleh Satgas Nasional Penanganan Covid-19 dikatagorikan zona merah. Apakah Ibu Wali Kota dan jajaran Pemkot Surabaya tidak mau legawa menerimanya? (nis)
Advertisement