Peserta Tes Vaksin Sinovac Meninggal, Studi Tetap Lanjut
Penelitian vaksin Sinovac buatan China, dihentikan selama dua hari mengikuti meninggalnya satu peserta uji klinis tahap akhir, di Brazil. Namun, keputusan penundaan itu dikritik oleh pengelola riset uji klinis tahap akhir Sinovac di Brazil.
Diketahui, uji klinis Sinovac diminta untuk dihentikan pada Senin, 9 November 2020, setelah seorang peserta uji klinis yang terdaftar di Sao Paulo meninggal dan dinyatakan akibat bunuh diri.
Keputusan penundaan dikeluarkan oleh badan pengawas setempat, Anvisa. Namun pengumuman itu dikritik oleh pelaksana uji klinis, karena pasien meninggal akibat bunuh diri sehingga penghentian sementara tidak dibutuhkan.
Kemudian, pada Rabu, Anvisa mengatakan jika penelitian bisa kembali berlanjut dan pada Kamis, Anvisa akan mengirim utusan ke China untuk mengawasi proses produksi vaksin.
Vaksin itu nantinya akan digunakan oleh dua lembaga medis di Brazil, untuk memproduksi kandidat vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac dan AstraZeneca.
Sementara, proses pengumuman penundaan riset Sinovac sebelumnya disambut gembira oleh Presiden Brazil Jair Bolsonaro. Pengkritik setia China ini menyebut Sinovac tak kredibel sehingga sepakat jika penundaan berlangsung. Bahwa bunuh diri pada peserta uji klinis tahap akhir itu "bisa saja menjadi efek samping vaksin. Bisa berarti apa saja," katanya lewat Facebooknya.
Namun pemerintahan Brazil akan tetap membeli vaksin apapun yang disetujui oleh Anvisa dan kementerian kesehatan setempat, yang pasti melibatkan Sinovac. (Rtr)