Peserta Pemilu Harus Instropeksi, Jangan Merasa Paling Benar
Peserta Pemilu Legislatif pun Pilpres yang kalah diingatkan harus instropeksi, jangan merasa paling benar dan selalu menyalahkan pihak lain.
Direktur Eksekutif Indo Barometer M Qodari, berkeyakinan Paslon 01 Anies - Muhaimin, Paslon 02 Prabowo - Gibran dan Paslon 03 Ganjar - Mahfud, maupun Caleg yang berkompetisi pada Pemilu 2024 semua pernah melakukan pelanggaran.
Ia menantang Capres Cawapres dan Caleg, yang merasa paling bersih tidak pernah melakukan pelanggaran diminta menemuinya akan diberi hadiah menarik.
"Paslon yang merasa paling bersih tidak pernah melakukan pelanggaran silakan temui saya, akan saya beri hadiah sepeda," kata pengamat politik lulusan Universitas Gajah Mada Yogyakarta, Selasa 12 Maret 2024.
Dampak dari Pemilu Legislatif pun Pilpres 14 Februari 2024, beberapa peserta Pemilu yang kalah mengalami depresi, dan menjadi paranoid, selalu berprasangka buruk, suka membuat gaduh dengan memprovaksi orang-orang.
"Seharusnya mereka instropeksi mengapa kalah, mesin partai pendukung bergerak atau tidak. Mengapa pasangan Ganjar - Mahfud yang didukung PDI P kalah telak ketika bertarung di kandang banteng melawan pasangan Prabowo-Gibran," ujar Qodari.
Bali, Jawa Tengah dan Jawa Timur selama ini dikenal sebagai kandang banteng yang tangguh, tidak bisa dimasuki lawan. Faktanya pada Pilpres yang lalu, pasangan yang diusung partai berlambang kepala banteng banteng moncong putih dibungkam oleh Prabowo-Gibran.
Nasib yang sama juga dialami pasangan Anies Muhaimin. Paslon nomor urut 03 yang diusung Nasdem, PKB dan PKS juga kalah telak di Jatim basis PKB, di mana Ketua Umumnya Muhaimin, menjadi Cawapresnya Anies.
Dari fakta ini menunjukkan ada yang bermasalah. Mesin partai pendukung tidak bergerak maksimal atau sosok paslonnya yang tidak disukai oleh masyarakat. "Jadi jangan buru buru menuding terjadi kecurangan terstruktur, sistematis dan masif (TSM ). Kemudian menyalahkan orang lain sebagai penyebab kekalahannya,. faktanya kan seperti itu, Paslon yang menang dan KPU yang sekarang dibuli," ujar Qodari.
Belajar Dari Dua Kali Kalah
Menurut Qodari, Anies Baswedan dan Ganjar Pranowo ke depan harus mencontoh Prabowo. Pada Pilpres 2024 bisa menang dengan perolehan suara yang cukup meyakinkan, karena belajar dari dua kali kekalahannya menghadapi Jokowi. "Prabowo kan mengakui dia mengambil pelajaran dari dua kali kekalahannya menghadapi Jokowi di Pilpres 2014 dan 2019," kata Qodari.
Setelah tuduhan terjadi kecurangan TSM tidak mempan, kata Qodari, Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto sekarang membuat narasi baru, yakni adanya algoritma "pengunci suara" Ganjar-Mahfud di angka 17 persen di data sistem informasi rekapitulasi pemilu (Sirekap) Komisi Pemilihan Umum (KPU), yang diklaim bersumber dari ahli Information and Technology (IT).
Meski tuduhan itu sudah dibantah oleh Ketua KPU Hasyim Asyari, tapi Hasto tetap ngeyel, seakan apa yang dituduhkan itu sebuah kebeneran dan ujud keberpihakan KPU kepada Paslon 02.
Perolehan suara sementara ketiga paslon berdasarkan real caount KPU Anies- Muhaimin 25 persen, Prabowo - Gibran 58 persen dan Pasangan Ganjar - Mahfud hanya mendulang 17 persen suara.
Merujuk pada perolehan suara tersebut, Qodari berpendapat pasangan Prabowo-Gibran berpotensi memenangkan Pilpres 2024 dalam satu putaran.
Tentang tuduhan Hasto
Adanya algoritma "penguncian suara" Ganjar-Mahfud di angka 17 persen dalam Sirekap KPU, menuruT Qodari, tuduhan itu mudah dipatahkan oleh KPU.
Qodari menyebut pemilih langsung menyalurkan suaranya di TPS yang dalam prosesnya diawasi oleh pengawas pemilu, saksi partai, saksi calon dan masyarakat.
Selain itu, KPU menerapkan rekapitulasi berjenjang mulai tingkat Tempat Pemungutan Suara (TPS), kelurahan, kecamatan, kabupaten/kota, provinsi, hingga pusat.
"Kalau saya percaya dengan KPU karena pertama, ini kan data yang berasal dari TPS-TPS bisa dicek sebetulnya apakah data-data di TPS memang betul seperti itu, kalau tidak sesuai kan tentu masyarakat bisa protes dan bisa dilakukan koreksi,” kata Qodari, dalam keterangan yang diterima Selasa 12 Maret 2024.
Kedua, kata Qodari, pengalaman pada pilpres sebelumnya pro kontra terhadap diagram perolehan suara Pemilu 2024 dalam Sistem Rekapitulasi Suara (Sirekap) biasa terjadi.
Pengamat Sosial Politik Rocky Gerung sebelumnya menyatakan Paslon nomor 01 dan Paslon 03, kalah denga Paslon 02 Prabowo Gibran karena kesalahannya sendiri, merendahkan calon lain.
"Lihat waktu debat Capres Cawapres , Paslon 01 dan Paslon 03, berkoalisi mengeroyok Paslon 02 Prabowo Gibran, akibatnya rakyat murka tidak mau memilih Anies dan Ganjar Pranowo," ujar Rocky yang punya hobi naik gunung dan duduk dalam kepengurusan Federasi Panjat Tebing Indonesia yang diketuai oleh Yeni Wahid.