Pesantren, Gus Baha' dan Barisan Intelektual Para Santri
KH Ahmad Bahauddin Nursalim (Gus Baha') menjadi figur fenomenal dalam dakwah Islam di Indonesia. Ia menempuh pendidikan murni dari pondok pesantren.
Padahal, selama ini banyak orang terpesona dengan juru dakwah lulusan kampus di luar negeri, seperti di Mesir, Yaman dan Arab Saudi. Tapi, kehadiran Gus Baha memberi warna dan mempertegas eksistensi pesantren dalam jagat pendidikan Islam di bumi Nusantara.
Benarkah demikian?
Pesantren adalah pendidikan tradisional keislaman yang telah teruji memproduksi para santri yang banyak berjuang dalam merebut, mempertahanankan dan mengisi kemerdekaan.
"Di Pesantren dikenalkan nilai penghormatan ilmu dan guru (Ustadz dan Kiai), kesederhanaan, kejujuran, keberanian yang benar, kerendahhatian, dan kebersamaan dalam kesetaraan," tutur Yusuf Suharto, aktivis NU di Jombang.
Menurutnya, Bahtsul Masail adalah di antara tradisi ilmiah yang dikembangkan pesantren dan para santri. Dalam ajang adu data ilmiah terkait suatu referensi muktabar ini, yang dirujuk bukan siapa santri yang menyatakan, tapi bagaimana argumentasi dan maraji' dapat dipertahankan di hadapan para peserta.
"Di antara aktivis Bahtsul Masail yang saat ini populer di tengah masyarakat, tampil apa adanya, sederhana namun tajam ilmiah mengurai keislaman terutama dalam disiplin tafsir dan fikih adalah Gus Baha'," kata Yusuf Suharto.
"Sehingga hemat kami, kado terbesar Hari Santri Nasional (HSN) tahun ini adalah tampil diterimanya Gus Baha' sebagai representasi santri yang alim intelektual," tutur alumni Pesantren Mambaul Maarif Denanyar Jombang ini.
Dalam keseharian, Gus Baha' Nursalim menjalani hidup secara sederhana dan santai. Misalnya, ketika bersama Gus Maemun Nuruddin Qosim. Keduanya, adalah sesama alumni Pesantren Sarang, asuhan Kiai Maemun Zubair.
"Gus Baha' selama di pesantren memang terkenal terlatih dalam diskusi fiqih dalam forum Bahtsul Masail. Gus Maemun Nuruddin Qosim yang berasal dari Pesantren Tsamrotur Roudloh Tegalsari Banyuwangi pun demikian. Beliau yang saat ini adalah Katib Syuriyah PWNU Bali, sebelumnya adalah aktivis Bahtsul Masail dan adalah Ketua LBM PWNU Bali."