Pesan Terakhir Gus Sholah Diketik di Ponsel
Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid atau yang akrab disapa Gus Sholah, wafat usai kritis usai opname selama tiga hari di Rumah Sakit Jantung Harapan Kita, Jakarta, Minggu 2 Februari 2020. Dia tutup usia pukul 20.55 WIB pada usia 77 tahun.
Menurut keterangan putra Gus Sholah, Irfan Asy'ari Sudirman Wahid atau Ipang Wahid, ayahnya telah menjalani operasi untuk mengatasi gangguan irama jantung atau ablasi.
"Semacam kateter untuk mengisolir elektromagnetik liar," ujarnya.
Setelah itu, ulama sepuh Nahdlatul Ulama (NU) tersebut dibolehkan pulang. Namun, beberapa hari di rumah, tubuh Gus Sholah kembali lemas. Dia langsung dirujuk ke rumah sakit kembali, pada 31 Januari lalu, hingga menghembuskan nafas terakhir.
Di tengah perjuangannya mengatur ritme jantung, mantan Wakil Ketua Komnas HAM itu punya pesan terakhir.
"Beliau sangat banyak sekali (memuat) nilai-nilai kebangsaan," kata Ipang Wahid.
Ayahnya, lanjut Ipang Wahid, di saat-saat kesehatannya sudah menurun masih sempat menulis.
Gus Sholah menulis menggunakan ponsel. Dia sangat menaruh perhatian pada masalah pendidikan di pesantren yang diasuhnya.
"Pesan terakhir beliau adalah terkait masalah umat, masalah (Pondok Pesantren) Tebuireng, masalah pendidikan," kata Ipang Wahid.
Hal terakhir yang dibuat Gus Sholah tapi sepertinya tak bisa 'dinikmati' Gus Sholah adalah pembuatan film Jejak Langkah Ulama. Menurut Ipang Wahid, film ini merupakan hasil kerja sama dengan PP Muhammadiyah.
Advertisement