Pesan Raja Salman di Momen Lebaran saat Pandemi Corona
Lebaran tahun ini sangat berbeda dibanding tahun-tahun sebelumnya. Jutaan umat Islam di berbagai belahan dunia merayakan Idul Fitri 1441 Hijriah, pada Minggu 24 Mei 2020.
Ritual keagamaan seperti slat Idul Fitri, tradisi silaturahim hingga jabat tangan tak dapat dilakukan seperti dalam kondisi normal. Namun, semua itu tak mengurangi makna Lebaran.
Raja Salman bin Abdulaziz al Saud berpesan kepada seluruh umat Islam bahwa kesehatan dan keselamatan menjadi hal paling utama.
“Saya sangat menghargai komitmen Anda merayakan Idul Fitri di rumah, secara sadar dan bertanggung jawab, menghormati prosedur jarak sosial dan mengirimkan ucapan selamat Idul Fitri melalui komunikasi elektronik dan korespondensi. Semua tindakan ini demi keselamatan, karena tidak ada yang lebih penting daripada kesehatan yang baik," kata Raja Salman dalam pidato Idul Fitri yang disampaikan Menteri Media Arab Saudi, Dr. Majid bin Abdullah Al-Qasabi dikutip dari Arabnews.
Dalam kesempatan ini Raja Salman menyampaikan doa dan harapan agar pandemi corona segera usai. Lantaran itu Raja Salman berterima kasih kepada umat Islam atas komitmen mereka selama masa-masa sulit ini, dengan merayakan liburan lebaran di rumah.
Raja Salman menyerukan kepada seluruh masyarakat untuk memahami keadaan khusus ini, di mana umat Islam dilarang melakukan sholat Ied dan bertukar kunjungan, dan ia menegaskan kembali bahwa keselamatan dan kesehatan semua adalah prioritas utama.
Tak lupa Raja Salman juga mengucapkan terima kasih kepada para petugas kesehatan dan pihak lain yang bekerja siang malam untuk menanggulangi pandemi Covid-19.
Arab Saudi telah melakukan segala upaya untuk memerangi pandemi dan mengurangi dampaknya, termasuk menutup Masjidil Haram dan Masjid Nabawi untuk umum.
Kerajaan juga telah memberikan bantuan kepada Lembaga Kesehatan Dunia (WHO) untuk menghadapi pandemi.
Hingga Minggu 24 Mei 2020 Arab Saudi mencatat lebih dari 70.000 kasus Covid-19 yang menimpa warganya. Dari jumlah itu 379 orang meninggal dunia dan 41.000 pasien sembuh.