Pesan Persatuan dan Perdamaian dari UGM
Para Dosen Universitas Gajah Mada menyerukan kepada para elit politik dan elemen masyarakat untuk kembali mengedepankan amanah proklamasi 17 Agustus 1945 yakni menjaga persatuan dan kesatuan.
Koordinator dosen UGM, Dr Rimawan Pradiptyo dalam siaran persnya mengatakan, pernyataan ini dilandasi dengan sikap prihatin para dosen menyikapi ketegangan eskalasi politik pasca pemilu dan pilpres 2019.
Kondisi ini tidak terlepas dari ketegangan antar elemen masyarakat yang telah terbangun bahkan sejak periode sebelum kampanye pemilu.
"Perlu dipahami, terlalu lama bangsa ini terjebak dalam ketegangan yang tidak perlu hanya karena aspirasi dan preferensi politik yang berbeda. Terlalu besar sumber daya yang telah dicurahkan akibat perbedaan aspirasi tersebut," katanya.
Lanjut Rimawan, di saat yang bersamaan, negara-negara tetangga tetap fokus membangun. Jika ini terus terjadi berlarut-larut, hanya ada satu kepastian, yaitu bangsa ini akan tertinggal dari negara-negara tetangga.
"Karena itu, kami para dosen di UGM, merasa prihatin atas eskalasi kekerasan yang terjadi. Pesta demokrasi, kegiatan rutin lima tahun sekali, telah usai kita laksanakan. KPU juga telah menetapkan pemenang pemilu," katanya.
Menurut Rimawan, perbedaan preferensi politik adalah hal yang alami, mengingat perbedaan itu merupakan rahmat. "Apapun aspirasi politik kita ketika pemilu, seyogianya tidak mengubah komitmen kita bersama sebagai bagian dari bangsa Indonesia untuk selalu mempertahankan dan memperkuat kesatuan dan persatuan Indonesia," katanya.
Rimawan mengatakan para dosen UGM ini sangat peduli dengan nasib bangsa ini. "Karena itu kami para dosen UGM menyerukan kepada pihak, baik para elit plitik dan eleme masyarakat untuk kembali pada amanah proklamasi," katanya.
Di samping itu, para dosen UGM juga menyerukan untuk kembali ke nilai-nilai kejujuran, integritas dan tidak menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuan. Kemudian juga bersama-sama menanggalkan sebutan yang kurang patut kepada pihak yang memiliki aspirasi dan preferensi politik yang berbeda.
"Kami juga menyerukan marilah meninggalkan penyebaran berita bohong dan saling mendiskreditkan antar anak bangsa. Marilah kembali bersatu, menjunjung persatuan dan kesatuan dan menjunjung integritas untuk bersama-sama membangun Indonesia.
Begitu banyak tantangan pembangunan yang ada di depan kita," katanya.
Dan yang paling penting, lanjut Rimawan, para dosen UGM menyerukan kepada semua pihak agar kembali memfokuskan diri pada upaya meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia.
Hal ini hanya dimungkinkan jika semua elemen bangsa memprioritaskan keamanan, persatuan dan kesatuan bangsa di atas kepentingan pribadi dan golongan.
"Marilah kita tingkatkan silaturahmi diantara kita, membukakan pintu maaf dan kembali bersatu bahu membahu membangun Ibu Pertiwi. Semoga Allah SWT meridai semua usaha kita ini," katanya. (rls)