Pesan LDII pada Pemerintah, agar Konsisten Melarang Mudik
Ketua Umum DPP Lembaga Dakwah Islam Indonesi (LDII) Chriswanto Santoso menegaskan, beban pemerintah saat ini cukup berat. Pandemi Covid-19 yang berkepanjangan berdampak buruk pada perekonomi nasional.
Supaya dapat segera keluar dari situasi yang salit seperti sekarang, masing masing memiliki kebesaran jiwa, dan punya keberanian untuk intropeksi, memperkuat gotong royong. "Tidak elok kalau kita menyalahkan pemerintah, apalagi menyalahkan Corona. Pandemi Corona yang belum teratasi ini mungkin akibat ulah kita sebagai anggota masyarakat yang tidak disiplin terhadap protokol kesehatan," kata Chriswanto kepada Ngopibareng.id, Kamis 6 Mei 2021.
Menurut Ketua Umum LDII baru, yang terpilih pada MUNAS IX Maret 2021, pandemi Corona ini bukan persoalan politik, bukan persoalan pemerintah, tapi persoalan bangsa yang harus diselesaikan bersama sama.
Di antaranya disiplin menjalankan protokol kesehatan, menghindari kerumunan dan menjaga jarak, selalu memakai masker, selalu mencuci tangan dengan masker. "Pondok pesantren, lembaga pendidikan tempat ibadah di lingkungan LDII pengawasannya harus diperketat, jangan menjadi klaster penularan Covid-19," pesan insinyur perkapalan ITS Surabaya tersebut.
Bicara tentang larangan mudik memang dikeluhkan berbagai pihak dan hal tersebut manusiawi kata Chriswanto Santoso. Namun ia mengingatkan, larangan mudik berlangsung untuk kemaslahatan bersama, “Silaturahmi Idul Fitri, mungkin dilakukan sebagian masyarakat hanya dengan telepon dan video call, ini merupakan bagian dari pengorbanan untuk mencegah wabah sekaligus membantu pemerintah,” ujarnya.
Di saat menjelang Hari Raya Idul fitri 1 Syawal 1442 H, Chris meminta warga LDII untuk tidak mudik dahulu. Sesuai dengan kaidah fiqih, meninggalkan mudharat lebih utama dari pada mengambil manfaat. Mudik untuk silaturahmi memang ada manfaat. Namun, ada potensi mudharat yang besar dengan perkembangan pandemi Covid-19.
Chriswanto Santoso meyakini bahwa langkah pemerintah dalam membatasi pergerakan warga melalui larangan mudik telah dikaji sangat dalam dan ia pun punya keyakinan yang sama kuat bahwa masyarakat dapat memaklumi kebijakan ini untuk kebaikan bersama.
Ia melihat ada alasan logis kenapa dilarang mudik. “Kami melihat pandemi Covid-19 di India luar biasa. Saya juga ada rasa ketakutan jika tidak terkendali. Masalahnya kapan ekonomi bangsa Indonesia bangkit dan imbasnya pun hutang semakin bertambah,” imbuhnya.
Bagaimana tidak, menurut Chriswanto Santoso, per bulan April-Mei 2021 ini saja tren penghuni rumah sakit dan jumlah penderita perlahan kembali meningkat. “Pandemi Covid-19 adalah cobaan yang diberikan Allah. Cobaan ini harus diterima dengan lapang dada, namun perlu ada ihktiar dan tawakal dengan menaati peraturan agar memperoleh pertolongan Allah,” tambahnya.
Pandemi ini harus ditanggapi dengan bijak. Tujuannya demi kemaslahatan umat. Jika penyebaran virus Covid-19 bisa diantisipasi, maka masalah krisis kesehatan bisa terselesaikan. Chriswanto Santoso menyarankan, perlu berhati-hati menyikapi mudik. Tahan diri dengan menerapkan protokol kesehatan, menjauhi kerumunan, dan mengurangi kegiatan di luar jika tidak penting.
Masalah krisis kesehatan dikatakan bisa berdampak menjadi krisis ekonomi. Krisis ekonomi akan berkembang menjadi krisis sosial yang bisa menghancurkan bangsa. Hakekatnya, dengan membantu mencegah berkembangnya Covid-19 adalah bagian dari pemulihan ekonomi.
Sebagai bagian dari masyarakat madani, Chriswanto Santoso juga mengajak berbagai pihak memberikan masukan pada pemerintah jika ada kebijakan birokrasi yang tidak sinkron. Contoh ada larangan mudik, tetapi izin mudik diberikan ke sebagian orang. “Maka harus ada asas keadilan, komitmen terhadap aturan yang dibuat, dan konsisten dengan apa yang dilakukan. Insyaallah pandemi bisa berakhir dengan baik,” pesan Chriswanto.
Advertisement