Pesan bagi Pejabat Publik, Ketua ICMI: Berhati-hatilah Bertutur!
Ketua Ikatan Cendikiawan Muslim Indonesia (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengingatkan, para pejabat publik, apalagi pejabat tinggi Negara, semestinya berhati-hati dalam mengeluarkan pernyataan. Sehingga, tidak menimbulkan salah tafsir dan keresahan di masyarakat.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) menjelaskan, Kapolri Jenderal Tito Karnavian tidak memiliki niat buruk mengabaikan ormas Islam di Tanah Air, selain Nahdlatul Ulama dan Muhammadiyah. Dengan demikian, kata dia, pernyataan Kapolri tidak perlu dibesar-besarkan apalagi dipolitisasi.
"Kalau kita mau lihat positifnya, niatnya (Kapolri) tidak buruk. Cuma tata bahasanya kurang baik. Niatnya baik tapi yang keluar menjadi beda," ujar Jimly di Jakarta, dalam siaran pers dikutip ngopibareng.id, Senin (5/2/2018).
Menurut Jimly, pidato Tito soal ormas Islam yang kemudian menuai kritik dari sejumlah pihak tidak perlu lagi dipersoalkan, apalagi dibesar-besarkan.
"Tak usahlah kita besar-besarkan. Kita anggap sudah selesai. Namun ini harus jadi pelajaran bagi seluruh pejabat atau tokoh publik dalam berbicara pada masa mendatang," ujar Jimly.
Hal senada disampaikan Ketua Komisi Fatwa MUI Huzaema Tahido. Ia meminta publik menyudahi persoalan viral video pidato Kapolri Jenderal Tito Karnavian soal ormas Islam.
Dia juga berharap publik tak terus menggoreng viral video pidato Kapolri Jenderal Tito lantaran semua telah berakhir. "Tak perlu lagi dibesar besarkan, sudah selesai," ujar Huzaema.
Sementara itu, Ketua PP Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan, wajar bila ada kelompok ormas yang marah dan kecewa karena seolah dinegasikan oleh pidato Kapolri. Namun, menurut dia tidak elok agaknya bila dipolitisasi berlebihan dengan pelbagai 'bumbu-bumbunya'.
Danil mengatakan, polemik pidato Kapolri soal ormas Islam tak perlu berlarut-larut dibahas, mengingat Tito Karnavian telah memberikan klarifikasi dan meminta maaf.
"Kapolri sudah minta maaf. Saya kira Beliau berbesar hati. Tidak mungkin dia sengaja menegasikan kelompok lain, di tengah kondisi saat ini. Jadi, saya tidak melihat ada unsur kesengajaan atau kebencian dari pernyataan tersebut," kata Dahnil. (adi)
Advertisement