Pesan Bagi Alumni Gontor, KH Hasan: Kerja Ikhlas, Bukan Fasilitas
Setiap alumnus Pondok Modern Darussalam Gontor pasti merasakan rindu, kangen dengan saat-saat menjadi santri dan belajar di pondok. Alumni pasti merindukan suasana kebersamaan, momen penuh kenangan, didikan dan tempaan para guru serta kiai pimpinan pondok.
Demi mengobati rasa rindu sekaligus mengingat kembali suasana batin nilai-nilai Gontor (re-charge), Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Subang, Jawa Barat, belum lama ini, mengadakan acara “Ngopi Bareng Pimpinan Pondok Modern Gontor, Kiai Hasan Abdullah Sahal.”
“Kemauan. Yang paling penting kemauan," demikian kata Kiai Hasan Abdullah Sahal mengawali arahan dan nasihatnya.
Untuk mendirikan pondok pesantren harus berawal dari adanya kemauan yang kuat. Tapi kemauan tersebut harus bersumber dari keterpanggilan. Keterpanggilan yang berasal dari nurani. Nurani dibimbing oleh hidayah. Hidayah itu bersumber dari Allah SWT. “Inilah seharusnya yang mendasari kemauan tersebut,” papar Kiai Hasan, dilansir situs resmi Ponpes Gontor.
Kemauan Keras Berdakwah
Setelah ada kemauan keras, barulah bekerja keras, bekerja dengan ikhlas, bekerja secara totalitas, agar kemudian muncul kualitas dan baru menuju kuantitas. Setelah itu baru dipikirkan fasilitas.
Saat ini justru banyak yang terbalik. Mendirikan pondok dimulai dengan memikirkan fasilitas. Banyak yang menjadikan fasilitas sebagai prioritas. Bahkan berlomba-lomba menawarkan fasilitas yang premium untuk kenyamanan para santri. Orang tua memilih pondok karena fasilitas. “Ini yang terbalik,” ujar Kiai Hasan.
Pilar penting pondok pesantren yaitu Kiai, Santri, Pendidikan, dan Kehidupan. “Kiai harus “ngopeni” santri dan pondok. Kiai tidak boleh banyak keluyuran, ngobyek atau nyambi dengan pekerjaan lain seperti pembimbing biro umrah, ikut partai politik, sehingga banyak meninggalkan pondok.”
Tidak ada literatur atau rujukan baku untuk mendirikan pesantren. Starting setiap pesantren berbeda-beda sehingga tidak bisa dibandingkan. “Yang penting adanya kemauan. Biarpun anaknya kiai, kalau tidak punya kemauan, tidak ada keterpanggilan, tidak akan memimpin pesantren,” nasihat Kiai Hasan.
Masjid Al Hamid
Acara diadakan selepas peresmian Masjid Al Hamid di Kompleks Pondok Modern Darul Falah Cimenteng, Subang.
Alumni Gontor yang hadir mayoritas para Pimpinan Pondok Alumni Gontor. Mereka terlihat sangat antusias mengikuti acara yang dikemas dengan santai tersebut.
Sajian Kopi Turki yang dipadukan dengan kopi lokal Jawa Barat racikan Ust Rizaldi, pimpinan Pondok Mifaro, Ciwidey, Bandung, menambah hangatnya suasana di tengah cuaca sejuk Cimenteng yang masih alami.
H Agus Maulana, memandu obrolan santai dibuka dengan pertanyaan beberapa hal yang harus disiapkan dan diperhatikan oleh alumni Gontor yang merintis pondok pesantren agar terus berkembang seperti Gontor.
Acara ngopi bareng ini sangat dirasakan manfaatnya oleh alumni yang hadir karena bisa langsung bertanya, meminta arahan dan pandangan terhadap berbagai hal yang dialami dalam praktik perjuangan di masyarakat, baik dalam bidang pendidikan maupun bidang usaha dan lainnya.