Pesan Al-Ghazali, Kitab Ayyuhal Walad dan Serat Wulangerah Dikaji
Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali dan Serat Wulangreh Karya Paku Buwono IV menjadi kajian penting di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta.
Kitab Ayyuhal Walad karya Imam Al-Ghazali ( w. 1111 M ) merupakan kitab kecil yang memuat nasihat-nasihat kehidupan. Kitab ini adalah hadiah berharga imam Al-Ghazali, sewaktu muridnya selesai bermulazamah kepadanya.
Inilah salah satu cerminan implementasi adab seorang murid pada gurunya, selepas ia menyelesaikan pengembaraan ilmu, lantas ia tidak langsung pergi begitu saja sebelum menerima nasihat wada’ dari sang guru.
Imam Al-Ghazali membuka nasihat dengan menggunakan kata sapaan Ayyuhal Walad yang artinya wahai anakku/ wahai ananda. Hal ini mencerminkan hubungan harmonisasi yang erat, kedekatan bak ayah dan anak dalam proses mulazamah.
Sebagian nasihat imam Al-Ghazali kepada salah satu muridnya tersebut :
(1) ”Wahai Ananda, diantara nasihat Rasulullah saw kepada umatnya ialah, bahwa diantara tanda-tanda Allah berpaling dari seseorang adalah orang itu menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat baginya. Dan, jika satu saat saja umur seseorang hilang ( karena digunakan bukan untuk yang semestinya ditentukan Allah ) maka patutlah ia menyesali tanpa putus-putusnya. Juga, barangsiapa yang umurnya melewati 40 tahun, sedangkan amal baiknya belum melebihi amal jahatnya, maka siap-siaplah ia masuk neraka.”
Nasihat langsung tertuju pada diri individu setiap orang, perihal efektivitas dan effisiensi waktu dalam kebermanfaatan dijalan Allah. Betapa, waktu begitu berharga dan mahal. Bahkan Rasulullah SAW selalu mewanti-wanti umatnya agar ingat nasihat beliau :
”Dua nikmat, yang kebanyakan manusia terlena adalah nikmat sehat dan waktu luang“. ( HR. Bukhari )
Imam Asy-Syafi’i juga dalam salah satu syairnya berpesan: ”Demi Allah, hakekat pemuda adalah dengab ilmu dan takwa, jika kedua hal itu tiada padanya maka tak bisa disebut pemuda.”
Soal Waktu
Allah Ta'ala telah menentukan ajal semua makhluknya, tapi belum menentukan umurnya. Ajal seseorang, hitungannya bisa sama bisa juga tidak, tapi umur manusia hampir pasti berbeda. Pemberian waktu setiap manusia adalah sama ( 24 jam ) tapi output dari waktu tersebut tergantung setiap individu manusia itu sendiri.
Kita diingatkan agar waktu yang ada ini, diaplikasikan sesuai dengan kehendak dan keridhoan sang maha Pemberi waktu, sehingga kita termasuk orang yang beradab kepada Allah. Yaitu orang yang mampu menempatkan kesempatan dan kesehatan sesuai dengan yang memberi sehat dan sempat, karena orang yang biadab adalah orang yang menyia-nyiakan keduanya.
(2) Wahai Ananda, Janganlah kamu bangkrut dari amal dan kosong dari ahwal. Yakinlah bahwa ilmu semata-mata tidak bisa menolong.
Ilmu yang bermanfaat adalah yang diamalkan. Ilmu adalah cahaya, menjadi cahaya manakala mampu mengarahkan pemilik ilmu pada jalan yang benar dengan cahaya tersebut, sehingga orang yang berilmu tidak tersesat jalan.
Sepintar apapun orang bermain pedang, manakala ia bertemu musuh, tapi pedang tersebut tak digunakannya maka tidak memberi manfaat. Sepintar apapun orang tentang ilmu, manakala ia bertemu dengan kekeliruan, tapi ilmu tidak digunakan, maka takan memberi penarangan. Semujarab Apapun obar yabg tersedia, manakala pasieun tidak meminumnya, maka tak memberikan efek apa-apa.
(3) Wahai Ananda, diriwayatkan dalam wasiat-wasiat Luqman Al-Hakim kepada purtanya bahwa ia berkata : ”jangan sampai ayam jantan lebih cerdas daripada kamu. Menjelang fajar ia berteriak ketika engkau masih terlelap tidur“.
”Seekor merpati telah nenjerit di kegelapan malam,
Di atas cabang dengan lemah ketika aku sedang tidur,
Aku berdusta, demi rumah Allah, andaikata aku cinta,
Tentu tidaklah aku didahului oleh tangisan merpati,
Dan aku menganggap diriku sangat cinta,
Dan mempunyai rasa cinta kepada Tuhanku,
Ternyata aku tidak menangis, sedangkan binatang-binatang menangis
Kajian di UNU Surakarta
Universitas Nahdlatul Ulama (UNU) Surakarta kembali melahirkan doktor baru. Ujian terbuka promosi doktor ke-15 dan ke-16 UNU Surakarta dipimpin langsung Rektor UNU Surakarta Dr. H. A. Mufrod Teguh Mulyo. Ujian digelar di aula kampus setempat, Sabtu 24 Juni 2023.
Ujian promosi doktor ke-15 atas nama Tri Agus Santoso dan ujian promosi doktor ke-16 atas nama Martono. Keduanya dinyakan lulus pada ujian terbuka promosi doktor dengan nilai yang memuaskan alias cumlaude.
Sebagai doktor ke-15 UNU Surakarta, Tri Agus Santoso menyampaikan disertasinya dengan judul Konsep Pendidikan Akhlak (Studi Komparasi Kitab Ayyuhal Walad Karya Imam Ghazali dan Serat Wulangreh Karya Paku Buwono IV.
Promovendus Tri Agus Santoso mengatakan, temuan baru dalam penelitianya dalam bidang pendidikan akhlak adalah adanya lima poin yang harus berkesinambungan dalam konsep pendidikan akhlak. Mulai dari sumber pendidikan, materi, tujuan, subjek, dan metode pendidikan.
Di saat lima pilar tersebut tidak dilakukan, tujuan pendidikan tak akan tercapai dengan maksimal.
"Maka perlunya seorang guru sebagai teladan memberikan contoh pendidikan akhlak yang mana hal ini sangat diperlukan untuk mewujudkan generasi unggul dan berkualitas. Sesuai dengan lima pilar tersebut didapatkan dari hasil komparasi Kitab Ayyuhal Walad dan Serat Wulangerah,” beber Tri Agus, pada media di Solo.
Sementara itu, Doktor ke-16 UNU Surakarta Martono mampu mempertahankan disertasinya dengan judul Pengembangan Kurikulum Pesantren dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan (Studi Kasus Di Pondok Pesantren Al-Ittihad Poncol, Kabupaten Semarang dan Pondok Pesantren Al-Huda Petak, Kabupaten Semarang).
Menurut Martono, para santri yang didik dengan kurikulum pesantren berpeluang besar menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas, serta mampu beradaptasi secara global tanpa meninggalkan unusr perilaku dan budaya pesantren.
Di era yang kompetitif saat ini, imbuhnya, pesantren harus mampu meningkatkan mutu pendidikan, sehingga tidak terbentuk perbedaan antara ilmu modern dengan pesantren.
“Maka saat ini masih perlu adanya proses pengembangan kurikulum pesantren, untuk meningkatkan mutu pendidikan. Nilai-nilai pendidikan kurikulum pesantren nyatanya mampu membentuk kualitas yang unggul tanpa meninggalkan karakter siswa pesantren,” paparnya.
Rektor UNU Surakarta Dr. H. A. Mufrod Teguh Mulyo menyampaikan, gelar yang didapatkan para doktor baru ini merupakan gelar tertinggi dalam bidang akademik.
Para doktor yang sudah lulus memiliki pekerjaan dan tantangan semakin luas. Mereka harus memikirkan strategi yang akan dilakukan ke depan berdasarkan hasil penelitian dan temuannya.
“Mereka harus mampu menjawab permasalah sosial di masyarakat saat ini. Semoga ilmu yang telah didapatkan para doktor bisa bermanfaat bagi masyarakat, nusa dan bangsa. Serta menumbuhkan gagasan besar untuk UNU Surakarta,” harapnya.