Fakta Mengapa Nama Corona nCov-19 Berubah Menjadi Covid-19
Semenjak akhir tahun 2019, publik digemparkan dengan virus yang mengancam dunia. Virus tersebut adalah corona jenis baru yang menewaskan ribuan manusia. Virus ini awalnya berasal dari Wuhan, China. Tak lama setelah ditemukan, virus zoonosis itu diberi nama nCoV-2019, namun kemudian berubah menjadi Covid-19. Dilansir dari berbagai sumber, berikut fakta tentang perubahan namanya.
Penamaan Berkaca pada Flu Babi
Badan kesehatan dunia (WHO) berhati-hati dalam pemilihan nama virus. Penamaan suatu virus adalah tanggungjawab besar. WHO tidak ingin memberi penamaan yang sembarangan karena bisa berakibat fatal pada sektor tertentu. Misalnya penamaan virus flu unta dan flu babi yang berimbas pada kondisi ekonomi dan pariwisata di Timur Tengah.
Digagas oleh Komite Internasional
Dalam penamaan virus ini, WHO mempercayakannya pada komite internasional taksonomi virus (ICVT). Awal mula muncul, nama sementaranya adalah nCoV-19. Pengambilan nama ini dari bahasa Inggris, n (novel) yang berarti baru, Co singkatan untuk corona, V untuk virus, dan 19 adalah perwakilan dari tahun saat corona jenis ini pertama kali menyebar, yakni akhir Desember 2019.
nCov-19 Sulit Diucapkan
Nama nCov-19 dianggap sulit diucapkan, sehingga ilmuwan membutuhkan penamaan baru. Faktor yang dipertimbangkan dalam pemilihan namanya antara lain tidak merujuk pada geografis, wilayah, etnis, dan budaya tertentu. Selain itu, bukan merupakan nama binatang, orang, dan industri.
Setelah melalui proses panjang, pada 11 Februari 2020, akhirnya nama yang dipilih WHO adalah Covid-19. Di mana, Co adalah singkatan untuk corona, Vi untuk virus, D adalah disease atau penyakit, dan 19 adalah tahun penyebaran virus.