Perubahan Berkelangsungan
Modal dasar yang telah dibangun pemerintah Jawa Timur selama hampir sepuluh tahun merupakan pondasi kokoh bagi langkah ke depan. Karena itu, pembangunan berbagai bidang di wilayah ini tidak boleh tidak harus berpijak pada capaian yang ada.
Persoalannya, kalau berpijak dari sekarang, akankah terjadi perubahan secara signifkan ke depan? Padahal tantangannya jelas sudah berbeda. Kebutuhan masyarakat sudah makin cepat. Karena itu, pembangunan tidak bisa dengan langgam yang sama.
Mengahadapi itu, maka perubahan langgam pemerintahan menjadi penting. Namun, bagi saya, perubahan tersebut bukan perubahan yang a historis. Perubahan yang terlepas dari apa yang sudah dilakoni atau dijalankan sebelumnya. Inilah yang saya sebut dengan perubahan berkelanjutan. Bisa juga disebut perubahan berkelangsungan. Sustainable Change.
Dalam dunia pesantren, ada kaidah yang amat terkenal: Al-Mukhafatdlatu ‘Ala Qadimish Shalih Wal Ahdu Bil Jadidil Ashlah. Mempertahankan nilai dan tradisi lama yang baik dan mengakomodasi nilai dan tradisi baru yang lebih baik. Singkatnya, berpijak pada yang ada dan mau berubah untuk yang lebih baik.
Apa saja yang sudah baik selama ini? Stabilitas sosial politik, pertumbuhan ekonomi yang terus di atas pertumbuhan nasional, pemerataan yang relatif terjaga, kekuatan Unit Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), laju perdagangan dengan luar negeri maupun antar wilayah yang terus berkembang, dan seterusnya.
Juga indeks kualitas manusia yang terus meningkat, infrastruktur penopang pembangunan ekonomi yang berkecukupan, dan tenaga kerja ulet serta siap pakai. Sejumlah inovasi terus dilakukan di bidang pendidikan, pembiayaan bagi UMKM dan peningkatan peoduktifitas petani dan penguatan peran perempuan dalam ekonomi rumah tangga.
Hampir semua program yang dikembangkan pemerintah Jatim ini telah mendapat pengakuan nasional maupu internasional. Sejumlah penghargaan telah diterima Pak De Karwo sebagai Gubernur dan saya sebagai wakilnya. Kepeloporan Jatim dalam berbagai inovasi telah diadopsi pemerintah pusat untuk diberlakukan secara nasional.
Semua capaian itulah yang harus kita gunakan sebagai pijakan perubahan ke depan. Perubahan dalam kemakmuran ekonomi, perubahan dalam meningkatkan indeks kebahagiaan warganya, dan perubahan wajah Jawa Timur yang lebih ramah, religius, guyub, maju, modern, dan membuat kerasan semua yang tinggal maupun bekerja di wilayah ini.
Kita tahu bahwa selama ini, Jawa Timur menjadi penyangga ekonomi nasional. Juga penyangga ketahanan pangan Indonesia. Peran ini jelas harus tetap dipertahankan. Namun, tentu harus ada langkah-langkah inovasi lanjutan sehingga ada lompatan perubahan di berbagai bidang. Lompatan kemajuan yang memakmurkan warganya secara keseluruhan.
Saya bersukur bersama Pakde Karwo telah menjadi bagian dari capaian Jawa Timur selama ini. Ikut merancang, mengawal, menjahit berbagai potensi, dan melaksanakan apa yang menjadi program kita sehingga memperoleh capaian seperti sekarang. Juga ikut menjadi bagian dirijen bagi orkestra gotong royong masyarakat Jawa Timur dalam mencapai kemajuan.
Karena itu, kita seharusnya menjaga capaian yang baik ini tetap berjalan. Terus menciptakan berbagai inovasi yang menghasilkan perubahan Jawa Timur secara berkelangsungan.
Saya yakin, dengan modal capaian selama ini, plus semangat gotong royong, melalui langkah perubahan berkelanjutan, maka Jawa Timur Makmur dan Terdepan bisa kita gapai. *)