Pertumbuhan Positif Momentum Tingkatkan Ketahanan Ekonomi
Pandemi COVID-19 pun berbagai tantangan global lainnya menyebabkan perlambatan ekonomi global secara keseluruhan. Namun, Asian Development Bank (ADB) mencatat, pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia Pasifik naik dari proyeksi tahun 2022 sebesar 4,2 persen menjadi 4,8 persen untuk tahun 2023 dan 2024 .
Kontribusi kawasan Asia bahkan diperkirakan dapat mencapai 70 persen pertumbuhan ekonomi global pada tahun ini. Oleh karena itu, tren positif ini harus dapat dimanfaatkan dengan baik agar kawasan Asia Pasifik dapat terus berkontribusi dalam pergerakan ekonomi dunia.
“Indonesia menilai momentum ini harus dapat direspons secara lincah dan bijak terutama untuk mendorong aktivitas perdagangan, investasi, produktivitas, serta membangun ketahanan ekonomi, baik nasional maupun kawasan,” kata Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin pada acara 14th Asia Pacific Tax Forum (APTF) yang diselenggarakan oleh Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), di Ballroom Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu 3 Mei 2023.
Lebih lanjut, wapres menyampaikan, secara konkret, Indonesia telah mengambil peran strategis kawasan Asia Pasifik ini dalam berbagai forum internasional.
“Indonesia juga terus berkomitmen meningkatkan peran strategisnya di berbagai forum regional, multilateral, dan internasional, terlebih saat ekonomi global tertekan akibat pandemi dan aneka disrupsi. Setelah sukses dengan Presidensi G20, tahun ini Indonesia memegang keketuaan ASEAN dengan harapan mampu menjadi motor pertumbuhan ekonomi di kawasan,” paparnya.
Dari sisi domestik, sambungnya, Indonesia juga telah mengambil langkah-langkah berani dalam situasi yang tidak biasa ini.
“Salah satunya, pemerintah tetap melanjutkan reformasi kebijakan dan perundang-undangan di bidang ekonomi, di antaranya UU Cipta Kerja, UU Hubungan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah, UU Harmonisasi Peraturan Perpajakan, serta UU Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan,” ungkapnya.
“Di samping itu Pemerintah terus memperkuat hilirisasi sektor industri untuk membangun industri yang tangguh dan berdaya saing global. Pembangunan infrastruktur pun terus dikebut, termasuk pembangunan Ibu Kota Negara Nusantara,” tambahnya.
Seluruh upaya tersebut, diharapkan dapat meningkatkan kemudahan berinvestasi dan menciptakan lapangan kerja, serta turut mendukung upaya pemulihan ekonomi di Indonesia. Ia pun berharap, agar capaian dan langkah yang tengah disiapkan Indonesia , dapat menjadi referensi dan motivasi bagi negara-negara di kawasan Asia Pasifik lainnya untuk semakin kuat secara nasional maupun regional.
“Sekarang merupakan momen panggilan moral bagi para pemimpin negara dan ekonom untuk mendesain bingkai keadilan ekonomi, di mana salah satunya via instrumen pajak yang selaras dengan bingkai tujuan besar tersebut,” pungkasnya.
Sebelumnya, Direktur Program INDEF Esther Sri Astuti, menyampaikan kesiapan INDEF dalam berperan aktif menghadapi berbagai tantangan global yang terjadi untuk memperkuat ekonomi di kawasan Asia Pasifik.
“Krisis merupakan tantangan global dan tantangan global memerlukan respons bersama untuk menanganinya. Untuk itu, diperlukan kerja sama internasional yang aktif dalam menghadapi tantangan ini,” ujar Esther.
Hadir pula dalam acara ini Pendiri INDEF Didik J. Rachbini, President International Tax and Investment Center Daniel Witt, dan President Malaysian Association of Tax Accountants (MATA) Dato' Haji Abd Aziz Abu Bakar.
Sementara Wapres antara lain didampingi oleh Kepala Sekretariat Wapres Ahmad Erani Yustika, Deputi Bidang Dukungan Kebijakan Pembangunan Ekonomi dan Peningkatan Daya Saing Guntur Iman Nefianto.