Pertumbuhan Ekonomi di Jatim Turun karena Cuaca
Wakil Gubernur Jawa Timur, Emil Elestianto Dardak mengakui angka pertumbuhan ekonomi di Jatim selama Triwulan III tahun 2019 menurun.
Hal itu dibuktikan dengan keluarnya data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim yang mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Jatim selama triwulan III 2019 sebesar 5,32 persen.
Alias turun 0,37 persen dari triwulan II 2019 yakni 5,69 persen. Emil menyebut faktor cuaca menjadi salah satu hal yang membuat pertumbuhan ekonomi di Jatim menurun.
"Memang salah satu faktornya yang terdampak di sektor pertanian, karena kemarau panjang dan hujan masih jarang turun. Tapi sejauh ini tidak ada masalah karena masih di atas rata-rata nasional," ucap Emil di Surabaya, Selasa 10 Desember 2019.
Emil menyebut, Pemprov Jatim, dalam Peraturan Daerah (Perda) Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Jatim periode 2019-2024 mematok pertumbuhan ekonomi 5,67 persen.
"Kita masih mengejar apa yang kita tetapkan dalam RPJMD. Untuk angka (pertumbuhan ekonomi) 2019 kita melihat di triwulan II menggembirakan. Di triwulan III relatif nggak sekenceng triwulan II. Tapi menurut kita tidak ada masalah karena masih diatas nasional," katanya.
Emil menjelaskan bahwa yang terpenting bukanlah mengkoreksi angka pertumbuhan ekonomi. Tetapi, bagaimana menggenjot ekonomi dalam rangka membangun iklim usaha yang kondusif.
"Jadi tinggal satu bulan sampai akhir tahun 2019. Jadi saya rasa fokus kita adalah menyelesaikan PR-PR pemerintah sampai akhir tahun. Baik itu soal serapan anggaran, baik itu dalam hal penataan kepemerintahan. Supaya di 2020 bisa lari kencang. Itu yang jadi prioritas kita," ucap Emil.
Sebagaimana diketahui, dalam rilis BPS Jatim, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada Triwulan III 2019 menjadi yang terendah di tahun ini.
Pada Triwulan I 2019, angka pertumbuhan mencapai 5,55 persen. Lalu di Triwulan II angkanya meningkat di 5,69 persen. Angka itu kemudian merosot ke 5,32 persen pada Triwulan III.
Meski begitu, angka pertumbuhan ekonomi di Jatim masih di atas target pertumbuhan nasional. Melalui Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, yang memperkirakan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir 2019 hanya sebesar 5,08%. Angka tersebut jauh dibawah target yang ditetapkan dalam APBN yang 5,3 persen.
Advertisement