Pertolongan Pertama ke Penderita Epilepsi, Ini Caranya
Pertolongan pertama pada penderita epilepsi bisa dilakukan dengan menerapkan aturan yang benar. Hal ini diungkapkan dr. Heri Subianto., SpBS (K) FINPS, Dokter Spesialis Bedah Saraf Konsultan Fungsional, Epilepsi dan Bedah Epilepsi.
Menurutnya, ketika melihat orang dengan epilepsi mengalami kejang. Orang yang ada di sekitarnya dapat memberikan pertolongan pertama. "Pertolongan pertama untuk epilepsi dapat diberikan dengan melakukan aturan pertolongan pertama yang benar dan tidak asal," ujar Heri Subianto, Sabtu, 27 Maret 2021.
Pertolongan pertama pada penderita epilepsi yang benar, terang Heri Subianti, pastikan kita atau orang yang ingin menolong memakai masker, kalau ada sarung tangan lebih baik karena situasi pandemi Covid-19.
"Pastikan penderita epilepsi yang sedang mengalami kejang berada dalam posisi aman. Posisi aman yang dimaksud ialah badannya harus dimiringkan dan kepala menghadap ke lantai jangan dibiarkan mendongak," jelas dokter bedah epilepsi ini.
Heri Subianto mengingatkan agar tidak memegang penderita epilepsi yang sedang kejang. Sebab, saat penderita tersebut sadar dikhawatirkan akan menimbulkan trauma. "Kalau orangnya sedang memakai baju berkerah atau dasi, longarkan agar penderita epilepsi tersebut tidak semakin sesak napas," paparnya.
Ia pun menambahkan, yang paling penting jangan berikan minum saat pasien epilepsi yang sedang kejang belum sadarkan diri. Jika diberi minum saat kejang bisa tersedak dan masuk ke paru-parunya ini akan lebih berbahaya.
Kalau ingin memberi minum tunggu penderita epilepsi tersebut sadarkan diri kembali. "Usahakan terlebih dahulu posisi penderita epilepsi tersebut dalam posisi aman seperti diatas. Biasanya akan sadar dengan sendirinya setelah satu menit, baru kemudian diberikan minum kalau sudah sadar," tandas Heri Subianto.
Apabila setelah sadar pasien kembali mengalami kejang-kejang, ia menyarankan untuk segera meminta pertolongan dan membawanya ke rumah sakit. Epilepsi merupakan penyakit kelainan otak yang ditandai dengan kejang berulang. Hal ini disebabkan karena adanya konsleting pada otak.
Untuk diketahui, informasi ini disampaikan bertepatan dengan hari Epilepsi sedunia yang diperingati setiap 26 Maret. Tema yang diambil tahun ini ialah "Epilepsi Is More Than Seizures" atau epilepsi lebih dari sekedar kejang.