Pertemuan, Ajang Bertemunya Karya Pelukis di Vinautism Gallery
Sebanyak 50 karya seni dipamerkan dalam acara bertajuk "Pertemuan" yang dihelat oleh Vinautism Gallery. Dalam pameran keempat ini ada tiga karya intalasi dan 47 lukisan dari 17 pelukis yang berasal Yogjakarta dan Jawa Timur.
Menariknya, dari 17 seniman tersebut, dua di antaranya adalah pelukis autistik. Semua karya seni yang dipamerkan mulai 7 Agustus hingga 11 September 2022 ini beraliran surialisme. Surialisme adalah seni lukis yang hasilnya berasal dari imajinasi sang pelukis.
Seperti salah satu karya pelukis autistik, Vincent Prijadi Purwono yang berjudul 'Sepur Vin'. Lukisan dengan media acrylic ini mengambarkan kereta api dari imajinasi seorang Vincent.
Menurut Rudy Purwono, Owner Vinautisme Gallery sekaligus ayah Vincent, lukisan anaknya lebih mendetail dan mengambarkan apa yang luput dari pandangan orang pada umumnya.
Dengan detail Vincent mengambarkan berbagai macam bentuk kereta api yang pernah ia lihat langsung ataupun melalui internet. Selain karya Vincent, setiap pelukis juga menuangkan imajinasinya dalam karyanya masing-masing.
"Seperti Nasirun, yang identik dengan lukisan wayangnya, juga menuangkan imajinasinya disana, memperhatikan warna hingga detail yang mungkin tidak diperhatikan orang lain," ujar Rudy ditemui di Vinautism Gallery yang berada di Ruko G Walk Juntion TL 6 Nomor 11, Citraland Surabaya.
Rudy mengatakan, sesuai dengan tajuknya, pameran ini menjadi pertemuan antara seniman Yogjakarta dan Jawa Timur. Mereka saling bertukar pikiran dan imajinasi masing-masing. "Ini pertama kali setelah beberapa tahun tidak ada pameran sama sekali. Disini mereka bertemu untuk sama-sama berbagi pemikiran dan imajinasi. Mempertemukan imajinasi untuk menjadi satu karya," terang Rudi.
Disamping itu, adanya pameran ini juga memiliki misi khusus yakni, mengedukasi orang tua yang memiliki anak autisme untuk membiarkan imajinasi anaknya berkembang.
"Untuk anak autisme, mereka itu imajinatif sekali lebih dari orang dewasa. Mengedukasi orang tua dan memperkenalkan seperti ini seni lukis. Jadi mungkin orang tua bisa mengenali bakat anak, terutam anak autisme dan mengarahkannya daripada memaksa anak pada bidang yang tidak dia kuasai," terangnya.
Para seniman yang ikut bergabung dalam pameran ini pun berharap karya mereka semakin dikenal oleh masyarakat luas dan bisa dikoleksi, terutama untuk masyarakat Surabaya dan sekitarnya. "Mereka (para seniman) tentunya ingin karya mereka dihargai dan diterima masyarakat," harapnya.
Pameran ini pun menarik banyak perhatian penikmat seni dari Surabaya dan sekitaranya. Salah satu pengunjung pameran yang datang langsung dari Jember, Tika Febiane mengapresiasi imajinasi yang dituangkan dalam setiap karya.
"Keren imajinasi macem-macem. Terutama disini ada pula dua pelukis autistik yang karyanya detail, apa yang tidak bisa kita lihat mereka lihat dan tuangkan dalam lukisan," kata mahasiswa yang berusia 19 tahun ini.
Selain aktif melakukan gelar karya dari para pelukis tanah air. Vinautism Gallery juga melakukan pembinaan bagi anak autisme yang memiliki bakat gambar atau melukis.