Pertashop Tertinggi di Malang: Energi dari Kawasan Konservasi
Siang yang mendung memenuhi atap langit Desa Gubukklakah, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Suhu menunjukkan 25 derajat celsius, dingin, kering, menusuk-nusuk seperti jarum. Gubukklakah merupakan desa yang menjadi lintasan utama jalur masuk ke kawasan konservasi Taman Nasional Bromo-Tengger Semeru (TNBTS) melalui Kabupaten Malang.
Berada di kaki gunung, desa tersebut acapkali dilalui oleh para wisatawan, pendaki atau rombongan touring yang hendak masuk ke Gunung Bromo ataupun mendaki Semeru. Adanya potensi pariwisata ditangkap oleh penduduk setempat dengan membangun penginapan, jasa travel hingga penyewaan Jeep.
Tepat di desa ini juga berdiri depo Pertashop (Pertamina Shop) pertama di Jawa Timur yang berada di dekat kawasan konservasi dengan ketinggian mencapai 800 mdpl.
Lokasinya pun strategis, dikelilingi perkebunan, pemandangan asri dari perbukitan, sejuk karena terbuka dengan alam. Akses menuju tempat wisata juga dekat hanya lima kilometer ke gerbang TNBTS, tujuh kilometer ke Coban Trisula dan lima kilometer ke Coban Pelangi.
"Per harinya rata-rata ada sebanyak 50 kendaraan roda dua dan 20 kendaraan roda empat yang mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) di sini," ujar petugas Pertashop Gubukklakah, Andika Bima pada Kamis 28 Oktober 2021.
Andika sudah tiga hingga empat bulan bertugas di Depo Pertashop Gubukklakah. Pria asli Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang tersebut menyebut dalam waktu 10 menit sudah melayani sekitar tujuh kendaraan bermotor. Lima kendaraan roda dua dan dua kendaraan roda empat.
"Hari ini saya shift pagi. Nanti pulangnya sekitar sore," katanya.
Selama empat bulan bertugas di Depo Pertashop Gubukklakah, ketika shift malam dan bertugas hingga dini hari. Sekujur tubuh Andika menggigil akibat suhu yang begitu dingin di dekat kawasan konservasi tersebut.
"Pernah waktu itu suhu sekitar 15 derajat celsius. Saya kedinginan. Menggigil. Untuk bisa mengusir dingin saya berjalan-jalan. Bergerak dan memakai mantel," ujarnya.
Sales Branch Manager Pertamina Rayon I Malang Raya, Ahmad Ubadillah Maksum mengatakan bahwa depo Pertashop Gubukklakah ini memiliki keunikan tersendiri dibandingkan yang lainnya.
"Total di Malang Raya itu ada sebanyak 25 Pertashop. Melayani pengisian BBM jenis Pertamax ada juga yang Dexlite. Untuk yang di Desa Gubukklakah, merupakan depo Pertashop kami saat ini paling tinggi di antara yang lain," katanya.
Karena berada di ketinggian mencapai 800 mdpl ujar Ahmad, proses distribusi BBM dari Pertamina Fuel Terminal Malang di Jalan Halmahera, Kota Malang menuju depo Pertashop di Gubukklakah, Kabupaten Malang harus melalui rute jalan yang berliku dan terjal sejauh 44 kilometer.
"Ini menjadi tantangan tersendiri bagi kami. Dengan adanya Pertashop yang agak jauh, rute jalannya naik, berliku, sempit. Tapi itu sudah menjadi kewajiban kami," ujarnya.
Biasanya kata Ahmad, truk tangki Pertamina mendistribusikan BBM sebanyak dua ribu liter dalam kurun waktu dua sampai tiga hari sekali ke depo Pertashop Gubukklakah.
Pertashop Dorong Pertumbuhan Perekonomian Desa
Adanya depo Pertashop di dekat kawasan konservasi kata Ahmad adalah untuk menunjang kegiatan perekonomian wilayah pelosok seperti pedesaan.
Depo Pertashop di Desa Gubukklakah pertama kali beroperasi sekitar Juli 2021, lalu. Per hari ujar Ahmad, sebanyak 500 hingga 600 liter BBM terjual di Pertashop tersebut dengan kapasitas box tangki sebesar 3 ribu liter.
"Kalau berbicara Pertashop lokasinya dibangun kan berada di daerah-daerah remote. Jadi lebih mendekatkan masyarakat untuk mengakses BBM. Apalagi lokasinya ini pertama kali di ketinggian 800 mdpl," ujarnya.
Harga Pertamax di Depo Pertashop Gubukklakah kata Ahmad juga sama dengan harga jual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) yakni Rp9 ribu.
"Jadi selama ini orang beli di eceran harga Pertamax bisa Rp11 ribu masyarakat bisa membeli Rp9 ribu seperti di SPBU diharapkan perekonomian masyarakat juga bisa terangkat dengan adanya Pertashop," katanya.
Apalagi depo Pertashop Gubukklakah ini ujar Ahmad juga berada di lokasi jalur utama pintu masuk ke TNBTS melalui Kabupaten Malang.
Ini diharapkan dapat membantu masyarakat sekitar seperti Desa Gubukklakah dan Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang yang bergerak di usaha jasa transportasi Jeep lebih mudah dan efisien dalam mendapatkan BBM.
"Kami buka Pertashop di Gubukklakah sasarannya memang adalah untuk wisatawan. Selain itu masyarakat yang ada di Desa Ngadas dan Gubukklakah juga tidak perlu lagi membeli BBM turun jauh lagi ke SPBU Tumpang," ujarnya.
Potensi Wisata di Pintu Masuk TNBTS Via Malang
Potensi wisata alam Gunung Bromo dan Semeru yang melintasi empat kabupaten yaitu Probolinggo, Pasuruan, Lumajang dan Malang terus menggeliat. Tercatat sejak dibuka kembali pada 6 September 2021 dan ditutup kembali pada 6 Oktober 2021, total ada sebanyak 7.904 orang wisatawan yang mengunjungi tempat tersebut.
"Kunjungan wisatawan mencapai 7.904 orang. Dengan penghasilan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) mencapai sekira Rp283 juta," ujar Kepala Sub Bagian Data, Evaluasi, Pelaporan, dan Kehumasan TNBTS, Sarif Hidayat.
Banyaknya jumlah kunjungan wisatawan ke kawasan Bromo-Tengger Semeru tersebut diprediksi bakal bertambah dengan adanya pembangunan sarana wisata alam di Dusun Jemplang, Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang.
Pintu masuk ke TNBTS via Malang melewati dua Kecamatan yaitu Tumpang dan Poncokusumo dan dua desa yaitu Gubukklakah di dekat kawasan konservasi dan Ngadas yang merupakan wilayah pedesaan berada di dalam kawasan konservasi.
"Rencana di sana akan dibangun view deck menghadap ke Gunung Bromo dan Semeru yakni berupa anjungan pandang, jembatan anjungan pandang, jembatan antar tajuk, fasilitas parkir dan sarana pendukung lainnya," kata Sarif.
Dari sisi Pertamina sendiri kata Ahmad, dengan banyaknya kunjungan dan rencana pembangunan di jalur masuk TNBTS via Malang ditargetkan penjualan BBM di depo Pertashop Gubukklakah bisa meningkat.
"Kami estimasinya bisa 1 ribu liter perhari karena arus kendaraan dari pintu Malang ke Gunung Bromo luar biasa. Ini adalah target jangka panjang walaupun saat ini baru 600 liter. Apalagi rencananya akan ada pembangunan sarana wisata di sana," ujarnya.
Di kawasan pembangunan sarana wisata alam Dusun Jemplang, Poncokusumo Kabupaten Malang tersebut juga sudah disiapkan lahan parkir kendaraan seluas 1.500 meter persegi.
"Jadi memang saat ini Bromo kan masih ditutup karena Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Jika nanti dibuka kembali bakal lebih ramai," katanya.
Sebagian besar kata Ahmad dari jumlah transaksi BBM di depo Pertashop Gubukklakah, kendaraan Jeep dan komunitas touring seperti motor gede (moge) mendominasi penjualan BBM di sana.
"Jadi selain masyarakat sekitar (penjualan BBM di Pertashop Gubukklakah) juga ada mobil Jeep dan orang-orang yang touring ke Bromo seperti moge. Harapan kami juga adanya Pertashop ini bisa mengembangkan perekonomian masyarakat sekitar," ujarnya.
Apalagi sejak diberlakukannya kebijakan kendaraan umum tidak boleh melintasi kawasan wisata lautan pasir di Gunung Bromo pada 2012, lalu, banyak masyarakat sekitar seperti di Desa Ngadas, Poncokusumo, Kabupaten Malang mulai menggeluti usaha jasa transportasi Jeep.
"Dari 2012 hingga saat ini ada sebanyak 68 Jeep yang tersedia untuk mengangkut wisatawan ke laut pasir dan juga berkembang sebanyak 38 unit homestay," kata Kepala Desa Ngadas, Mujianto.