Pertarungan Risma Vs Anies Baswedan di Survei Cagub DKI Jakarta
Survei head to head elektabilitas bursa calon Gubernur DKI Jakarta yang digelar Median, menunjukkan bahwa Gubernur DKI Jakarta petahana, Anies Baswedan meraup 45 persen suara. Sedangkan Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini mengumpulkan 36 persen suara.
"Kami coba uji dua kandidat, kita ingin ketahui sebenarnya kalau head to head antara Anies versus Risma gap semakin menurun. Anies 45 persen, Risma 36 persen, selisih sembilan persen," menurut Direktur Eksekutif Median, Ade Irfan Abdurahman, Senin 15 Februari 2021.
"Risma jangan dianggap remeh karena bisa ancam elektabilitas Anies. Dari pengalaman kami, selisih di bawah sembilan persen sangat rawan. Apalagi tren Risma sangat signifikan," sambungnya.
Ade Irfan Abdurahman menjelaskan, sejumlah alasan mengapa Anies Baswedan dan Risma meraih elektabilitas tinggi di bursa calon Gubernur DKI Jakarta. Pertama, Anies Baswedan dinilai sebagai sosok yang memiliki kinerja bagus (18,6 persen), religius atau pro Islam (11,9 persen), membawa perubahan (5,2 persen), dan melanjutkan program (3,1 persen).
Sedangkan mantan Walikota Surabaya Risma dianggap sebagai sosok yang memiliki kinerja bagus (14,9 persen), blusukan (11,7 persen), cepat tanggap (8,5 persen), dan tegas (7,4 persen).
Menurut Ade Irfan Abdurahman, Anies Baswedan hanya butuh menumbuhkan persepsi bahwa dirinya adalah pemimpin yang merakyat.
"Kalau head to head, Anies-Risma persepsi kerja bagus muncul. Tinggal bagaimana Anies, PR dia untuk bisa dipersepsikan lebih merakyat. Angka itu tidak ada di Anies tapi ada di Risma, di blusukannya. Ini jadi PR bagi Anies," bebernya.
Selain itu, Ade Irfan Abdurahman juga menyebut bahwa elektabilitas Risma di Pilkada DKI meningkat secara signifikan dalam setahun terakhir.
"Ini saya pikir ada efek dari kehadiran beliau setelah ditunjuk jadi Menteri Sosial, ada kegiatan beliau blusukan yang langsung dirasakan masyarakat Jakarta," ujarnya.
Survei Median ini digelar pada 31 Januari hingga 3 Februari 2021. Survei ini diikuti 400 responden yang dipilih secara acak.
Metodologi survei yang digunakan adalah wawancara tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan. Adapun tingkat kepercayaan hasil survei mencapai 95 persen dengan margin of error sebesar 4,9 persen.