Pertamina Janji 2-3 Hari Lagi Pasokan BBM Subsidi Aman
Dampak panic buying yang terjadi di Jawa Timur membuat pihak Pertamina akan menggelontorkan suplai BBM subsidi (premium dan solar) menjadi 120 persen.
"Dua hari ke depan, atau maksimal tiga hari ke depan suplai akan normal. Kita akan maksimalkan distribusi solar dan premium hingga 120 persen. Kita gelontorkan supaya tidak menimbulkan kekhawatiran di masyarakat. Kita jamin Desember Ceria akan aman," ucap GM Pertamina MOR V (Jawa Timue, Bali, Nusa Tenggara) Werry Prayogi saat konferensi pers ketersediaan BBM solar di Kantor Gubernur Jatim, Senin 18 November 2019.
Dia menyebut Desember Ceria karena menurut Werry pada bulan ini akan banyak menyedot warga di Indonesia khususnya Jatim untuk berpergian luar kota dan menggunakan kendaraan pribadi.
"Jadi kalau Desember ini ada Natal dan Tahun Baru. Ada yang liburan, pulang kampung. Penggunaan BBM dipastikan akan naik karena banyak yang pakai kendaraan pribadi. Kita pastikan suplai di Desember aman, sehingga bisa ceria," katanya.
Werry menyebut distribusi suplai solar dan premium untuk wilayah Jatim oleh Pertamina di bulan Juli Agustus dan September rata-rata mencapai 216 ribu kilo liter. Sedangkan di bulan Oktober mencapai 224 ribu kilo liter.
Oleh sebab itu, sempat ada surat edaran dengan nomor /3865.E/KA.BOH/2019 yang berisi tentang pembatasan kuota penggunaan solar bersubsidi. Namun surat edaran tersebut sudah ditarik dan dicabut.
Werry membeberkan awal mula kabar kelangkaan solar sebenarnya terjadi di salah satu tempat penampungan bahan bakar subsidi di Tuban. Di tempat penampungan tersebut memang sedang mengalami kekosongan.
"Namun kekosongan tersebut kita pastikan sudah teratasi untuk 2-3 hari ke depan. Kenapa 2-3 hari lagi, karena ada proses recovery," ucapnya.
Kabar kelangkaan tersebut kemudian berkembang dan diberitakan salah satu media sehingga menyebabkan panic buying.
"Karena belinya lebih banyak dari biasanya, stok di satu SPBU jadi habis, dan mereka menganggap langka. Padahal ini semua dampak kabar yang belum jelas dan panic buying sendiri," ujarnya.
Sementara, Kepala Dinas ESDM Provinsi Jawa Timur Setiajit mengatakan tidak semua masyarakat paham terkait penggunaan dan konsumsi BBM bersubsidi. Oleh sebab itu ia mengimbau agar masyarakat bersikap bijak.
"Solar premium bersubsidi kan jelas penggunaannya. Yang tidak boleh adalah truk barang tambang, truk industri, plat merah. Maka masyarakat yang juga menengah atas tolong tidak memakai premium dan solar bersubsidi," kata Setiajit.
Lebih lanjut ia menegaskan bahwa kuota premium di Jawa Timur mencapai 1.444.300 kilo liter per tahun. Sedangkan untuk solar 2.092.000 kilo liter per tahun.
Pihaknya berharap kuota ini terjaga dan tidak ada panic buying di masyarakat sehingga supply dan demand tidak terganggu untuk solar dan premium
"Saya harap juga bantuan kawan media untuk lebih menjelaskan bahwa mereka yang mampu beli mobil dan secara ekonomi untuk tidak membeli BBM subsidi," pungkasnya.
Advertisement