Pertamina EP Cepu Field Latih Warga Blora Bertani Sehat
Pertanian Sehat Ramah Lingkungan Berkelanjutan (PSRLB), menjadi andalan Pertamina EP Field Cepu untuk merealisasikan Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM). Dinilai lebih tepat sasaran dan tepat guna. Di samping potensi pertanian cukup tinggi, program ini dipercaya mampu meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan petani dan masyarakat.
Setelah sukses merealisasikan PPM pertanian sehat tersebut di Desa Bajo Kecamatan Kedungtuban. Program itu diduplikasi untuk direalisasikan di Desa Sidorejo Kecamatan Kedungtuban. Pelatihan PRSLB ini tidak jauh berbeda dengan di Bajo. Yakni, pengelolaan pertanian organik dan obat herbal.
“Di Bajo, program kita sukses. Ini masuk tahun ke-5. Ini dilakukan duplikasi dengan lokasi di Desa Sidorejo,” ujar Relation Zona 11 Faisal Afif Pratama.
Disampaikan, Jika tujuan di Desa Bajo untuk meningkatkan keekonomian, di Desa Sidorejo lebih ditekankan pada peningkatan gizi dan penanganan stunting. Obat herbal nanti, juga lebih diutamakan jamu-jamuan untuk anak-anak. “Untuk mendukung pemerintah dalam program penanggulangan dan penurunan angka stunting,” tambahnya.
Dijelaskan, selama ini masyarakat banyak mengonsumsi beras yang diproduksi menggunakan pupuk kimia. Termasuk penggunaan pestisida. Bahan kimia tersebut masuk ke dalam tubuh melalui makanan yang dikonsumsi setiap hari.
Dengan pertanian sehat, bisa membantu mengurangi bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh. Meningkatkan kesehatan masyarakat terutama anak-anak. “Harapannya, program ini bisa sukses dan bisa menjadi percontohan daerah liIn,” ungkapnya.
Untuk diketahui, pelatihan dilaksanakan mulai tanggal 25 – 30 Mei 2022. Dibagi, 4 hari untuk pelatihan pertanian organik dan 2 hari digunakan untuk pelatihan pembuatan obat-obatan herbal.
Kepala Desa Sidorejo Kecamatan Kedungtuban, Agung Heri Susanto, menyambut baik dengan realisasi Program tersebut. “Bagus dan membantu untuk pendampingan di desa,” kata Agung.
Menurutnya, PPM yang dikemas dalam sekolah tani tersebut, diikuti sebanyak 58 peserta dari perwakilan 5 kelompok tani. Di gedung serbaguna Desa Sidorejo.
Disampaikan, seiring dengan masih adanya angka stunting di desa, program sekolah tani dan tanaman herbal ini akan terintegrasi dengan kegiatan penurunan angka stunting sampai angka zero point. Mengingat, di desanya masih terdapat 12 anak yang terdeteksi menderita stunting.
“Melalui pola hidup sehat dan pola makan sehat bergizi dan bernutrisi cukup, menuju angka zero point,” ujarnya.
Lebih lanjut Agung menjelaskan, adanya sekolah tani itu dipicu kegagalan petani dalam bercocok tanam hampir 2 tahun belakangan ini. Sehingga membuat hasil panen tidak maksimal dan berpengaruh kepada ekonomi masyarakat desa.
Atas masukan warga dalam rembug tani desa, mereka menyampaikan keluhannya. Sehingga perlu dilakukan upaya terobosan dalam mengatasi masalah pertanian. Agar musim tanam ke depan berharap ada solusi terbaik bagi petani.
Dikatakannya, Pemerintah Desa Sidorejo melakukan beberapa langkah dengan koordinasi lintas sektoral. Termasuk mengundang UPT Dinas Pertanian, petugas penyuluh lapangan, bahkan Kepala Dinas Pertanian Blora juga hadir di desa. Untuk mengurai permasalahan-permasalahan yang ada dan mencari solusi bersama.
“Di samping itu, juga minta kerja sama pendampingan kepada BUMN dalam hal ini melalui CSR Pertamina Cepu Field. Membantu memfasilitasi tenaga ahli pertanian untuk membuat sekolah tani,” ungkap Kepala Desa Sidorejo.
Selain pertanian organik lanjut dia, sesi selanjutnya, kelompok wanita tani juga akan mendapatkan pelatihan dan pendampingan pembuatan obat herbal maupn tanaman herbal. “Agar pola hidup sehat, ramah lingkungan terjaga degan baik,” pungkasnya.