Pertama Kali, RSSA Malang Lakukan Bedah Jantung Terintegrasi
Pertama kalinya Instalasi Pelayanan Jantung Terpadu (IPJT) Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang, melakukan operasi bedah jantung bawaan pada anak secara terintegrasi dengan melibatkan berbagai dokter spesialis.
Dokter spesialis tersebut seperti spesialis jantung, paru, anestesi, ahli bedah hingga pembuluh darah. Pasien pertama yang mendapatkan tindakan operasi jantung secara terintegrasi dan terstruktur tersebut yaitu Brian Atala Hafis, berusia 4 tahun asal Kabupaten Blitar yang dilakukan bedah pada 28 Oktober 2021, lalu.
Spesialis Bedah Jantung IPJT RSSA Kota Malang, dokter Artono Isharanto mengatakan bahwa operasi bedah jantung bawaan ini, merupakan kasus pertama yang dilakukan secara terintegrasi dan terstruktur.
"Ini adalah kasus operasi bedah jantung bawaan ketiga kami. Tetapi secara struktur yang sudah disiapkan di rumah sakit ini adalah kasus pertama kami yang by design," ujarnya pada Selasa 2 November 2021.
Operasi bedah jantung tersebut kata Artono, pertama kalinya dilakukan secara terstruktur mulai tahap perencanaan seperti diagnosis penyakit hingga tindakan operasi pada pasien.
"Jadi tahapannya mulai dari diagnosis, setelah itu kami rapatkan dengan melibatkan banyak spesialis tindakan apa yang diambil. Jika bedah, maka kami tentukan tanggal operasinya," katanya.
Dalam proses operasi bedah jantung bawaan ini kata Artono, sering ditemukan kasus anak mengalami batuk-batuk. Dalam kasus tersebut ujar Artono maka perlu dilibatkan spesialis paru dalam tahapannya.
"Total kami melakukan operasi jantung sebanyak 14 kali baik jantung koroner maupun jantung bawaan sejak 2019, lalu," ujarnya.
Ditambahkan oleh Konsultan Jantung Anak IPJT RSSA Kota Malang, dokter Dyahris Koentartiwi mengatakan bahwa pasien anak tersebut dilakukan tindakan bedah pada bagian serambi jantung yang mengalami kebocoran.
"Pada kasus ini tindakan operasi diambil karena melihat lubang bocor serambi jantungnya yang besar. Kami observasi juga anaknya sudah memenuhi syarat untuk diambil tindakan tersebut anak ini pas usianya empat tahun dengan berat badan 15 kilogram," katanya.
Dyah mengatakan di Indonesia pada 2020, lalu sebanyak lahir sebanyak lima hingga tujuh juta bayi di Indonesia. Dari jumlah tersebut 50 sampai 70 ribu di antaranya merupakan anak yang lahir dengan penyakit jantung bawaan. "Jadi perbandingannya itu 1:100 anak di Indonesia mengidap penyakit jantung bawaan," ujarnya.
Ditambahkan oleh Kepala IPJT RSSA Kota Malang, dokter Budi Satrijo mengatakan bahwa sejak 2019 hingga 2021, ini pihaknya telah melakukan operasi jantung sebanyak 14 kasus mulai dari jantung koroner hingga jantung bawaan. "Kemudian pekan depan kami akan lakukan kembali operasi jantung bawaan kepada tiga pasien usia dewasa," katanya.
Orang tua pasien, Rani Puspitasari mengatakan bahwa pasca dilakukan operasi, kini dirinya sudah merasa lega karena kondisi anaknya pasca operasi tidak mengalami gangguan kesehatan apa pun.
"Saat masuk meja operasi itu sempat cemas. Karena anak saya masih kecil. Ternyata kondisinya saat ini stabil. Saya lega, karena lubang jantungnya sudah tertutup," ujarnya.