Pertama dalam Sejarah, Paus Fransiskus Berkunjung ke Irak
Paus Fransiskus mencatat sejarah dalam keuskupan Vatikan, dengan berkunjung ke Irak. Kunjungan yang berlangsung pada Jumat, 5 Maret 2021 sekaligus menandai lawatan pertamanya selama 16 bulan terakhir, akibat pandemi.
Dilansir dari Reuters, Fransiskus tiba di Bandara Baghdad dengan pengawalan ketat. Ia dijemput dengan mobil BMW dengan bahan kebal peluru. Puluhan motor mengawal mobil tersebut keluar dari areal bandara.
Reuters melaporkan tak banyak orang menggunakan masker di sepanjang jalan, meski masih pandemi. Kondisi di istana presiden juga tak jauh berbeda.
Paus berusia 84 tahun itu tampak disambut oleh Presiden Irak Barham Salih. Paus nampak berjalan tertatih-tatih, seolah cidera punggungnya masih muncul. Akibat sakit ini, sejumlah agenda kunjungan dibatalkan di tahun lalu.
Dalam sambutannya di Istana, Paus Fransiskus mengkritik perpecahan di dalam Irak sekaligus kepentingan asing yang membuat stabilitas Irak terganggu, dan masyarakat kecil menjadi korbannya.
"Irak menderita dampak perang, terorisme dan konflik sektarian sering berpijak pada nilai fundamentalisme, yang tak menerima etnis dan agama berbeda secara damai," katanya.
Paus juga memberikan penghormatan kepada korban yang meninggal atas serangan bermotif agama. Berkunjung ke sebuah gereja di Baghdad di mana 50 umatnya meninggal dalam serangan teroris di tahun 2010. "Kematian mereka berlawanan dengan nilai otentik yang diajarkan agama," katanya.
Sementara, kunjungan Paus Fransiskus disambut dengan suka cita oleh warga Irak. "Kunjungan ini sangat istimewa. Kami sangat bergembira, kami butuh kunjungan ini, semua warga Irak butuh," kata Magin Derius, penduduk Irak yang beragama Kristen.
Paus Fransiskus sendiri akan menjalani sejumlah agenda selama di Irak. Mulai dari berkhutbah di salah satu gereja di Baghdad, bertemu dengan salah satu imam Syiah di Selatan Najaf, dan juga berkunjung ke Mosul, kota yang dahulu menjadi pusat gerakan Negara Islam ISIS. Paus juga akan mengunjungi Ur, tanah kelahiran Nabi Ibrahim atau Abraham.
Sejak ISIS dijatuhkan pada 2017, Irak mengalami banyak perbaikan dalam hal keamanan, meski kekerasan tetap muncul. Serangan dalam bentuk roket banyak diluncurkan pemberontak yang didukung Iran dan menyerang Amerika Serikat. Respon serupa pun dilayakan oleh pihak Amerika Serikat.
ISIS juga tetap menjadi ancaman di Irak. Pada Januari lalu, bom bunuh diri diledakkan oleh kelompok Sunni dan menewaskan 32 orang di Baghdad. (Rtr)
Advertisement