Pertahankan Nilai Agama dan Budaya Luhur Bangsa, Pesan Haedar
Muhammadiyah merupakan satu di antara gerakan masyarakat sipil yang terpanggil untuk ambil bagian dalam merawat keutuhan bangsa. Jauh sebelum Indonesia merdeka, komitmen ini telah ditunjukkan melalui pandangan maupun sikap kebangsaan jajaran tokoh Muhammadiyah.
"Komitmen ini pun terus dirawat hingga saat ini," kata Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam keterangan Rabu 3 Maret 2021.
“Muhammadiyah sebagai bagian penting dari bangsa, dan sejak kelahirannya sudah berjuang untuk Indonesia. Paska kemerdekaan memiliki komitmen yang tinggi membangun bangsa agar tetap berada dan berdiri tegak di atas konstitusi, dasar negara, dan cita-cita perjuangan para pejuang dan pendiri bangsa Indonesia,” kata Haedar Nashir menyikapi Perpres Nomor 10 tahun 2021.
Karena itu, kata Haedar, ketika Muhammadiyah memberi masukan dan kritik konstruktif terhadap kebijakan pemerintah, hal tersebut merupakan bagian dari komitmen Muhammadiyah agar tidak membuahkan peraturan yang melenceng dari cita-cita luhur para pendiri bangsa.
“Dalam konteks membangun pun Muhammadiyah menjadi partner paling depan bersama kekuatan bangsa lain dan mendukung langkah-langkah pemerintah. Tapi ketika ada hal-hal yang kami pandang perlu sejalan dengan prinsip, dasar, pikiran, jiwa, dan cita-cita kebangsaan, maka Muhammadiyah pun menyampaikan masukan dan kritik,” kata Haedar.
Haedar menjelaskan bahwa masukan dan kritik tersebut bukan dalam posisi primordialisme keagamaan, tetapi dalam konteks dasar, pikiran, dan cita-cita dalam berbangsa. Dalam konteks keagamaan, masukan dan kritik tersebut tidak bisa disebut sebagai primordialisme, melainkan tanggungjawab moral umat beragama.