Personel Banser jaga Kediaman Rais Aam PBNU di Surabaya
Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama (NU) Surabaya, menerjunkan personel Banser guna melakukan penjagaan di kediaman Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar di Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, di Jalan Kedung Tarukan, Pacar Kembang, Surabaya.
Ketua PC GP Ansor Surabaya Muhammad Farid Afif (Gus Afif) mengatakan, penjagaan di rumah Rais Aam tersebut bakal dilakukan hingga Muktamar ke-34 NU di Lampung digelar.
"Banser Surabaya saya perintahkan untuk menjaga di kediaman beliau (Kiai Miftach), sampai muktamar mulai," kata Gus Afif, kepada media, Rabu, 1 Desember 2021.
Gus Afif mengatakan, pengerahan personel banser tersebut untuk menjaga Kiai Miftach, menyusul kabar akan ada massa tak dikenal yang melakukan aksi unjuk rasa di kediaman Rais Aam.
Massa tak dikenal tersebut, kata Gus Afif, merupakan kelompok yang sebelumnya sempat menggelar aksi demonstrasi di kantor PBNU Jakarta, beberapa waktu yang lalu. "Karena ada info sebelumnya, mau ada yang demo beliau. Jadi yang demo di Jakarta ada kabar akan diteruskan di Surabaya, makanya kami jaga," ucapnya.
Gus Afif mengungkapkan, pihaknya mengerahkan sembilan orang banser untuk bersiaga setiap harinya. Penjagaan dilakukan dengan ketat di titik pintu masuk, hingga radius 300 meter kediaman Kiai Miftach. "Ketika beliau di Surabaya, ada sembilan banser setiap harinya untuk menjaga, roling 24 jam," jelasnya.
Penjagaan pada radius 300 itu, lanjut Gus Afif, guna mendeteksi jika ada massa yang berkumpul dan bersiap melakukan demo, maka banser akan segera melakukan tindakan pengusiran.
Tak hanya menyiagakan personel Banser, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat, untuk deteksi dini agar situasi di wilayah sekitar tetap aman dan kondusif. "Saya kasih garis radius 300 meter dari rumah beliau, menghalau kalau ada yang demo," ujar dia.
Lebih lanjut, menurut dia, gerakan mendemo Kiai Miftach ini jelas merupakan perbuatan yang tak baik. Sebab Rais Aam merupakan pemimpin tertinggi NU yang harus dijaga marwahnya. "Ini Imbas demo di Jakarta. Kami miris sekali melihatnya, masak Rais Aam didemo," katanya.
Gus Afif menduga, demo tersebut berkaitan dengan pencalonan Kiai Miftach oleh sejumlah PWNU, sebagai salah satu tokoh yang ditunjuk kembali sebagai Rais Aam pada muktamar ke-34. "Mereka mau menjatuhkan karakter, karena mau ada muktamar, karena beliau dicalonkan, ada upaya menjatuhkan tapi ini sudah kelewatan," tutupnya.