Persik Sepakat Liga 1 Digelar Kembali, Tapi...
Persik Kediri menghargai keputusan PSSI untuk melanjutkan kembali Kompetisi Liga 1 2020. Hal ini mereka sampaikan setelah menerima surat keputusan bernomor SKEP/53/VI/2020 tentang kompetisi Liga 1 dilanjutkan.
Menurut CEO Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, klub mau tidak mau harus tunduk terhadap keputusan PSSI sebagai induk organisasi. Hanya saja, jika bisa memilih, Persik tetap berharap kompetisi Liga 1 dihentikan dan diganti dengan turnamen.
“Kami berusaha menerima keputusan PSSI. PSSI sudah punya pertimbangan yang cukup menurut mereka. Kompetisi di tengah pandemi sangat berisiko. Apalagi pandemi Covid-19 di Indonesia belum tampak melandai. Jangankan melandai, titik puncaknya saja belum selesai,” kata Presiden Klub Persik itu, Rabu 1 Juli 2020.
Maka itulah, klub menginginkan pelaksanaan kompetisi di masa pandemi perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Hakim mengapresiasi upaya PSSI dalam merumuskan protokol tersebut. Begitu pun informasi terbaru bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan menanggung biaya rapid test dan pencegahan Covid-19 selama kompetisi berlangsung.
Renegosiasi Kontrak
Selain terkait kelanjutan Liga 1, Dalam SK yang diterbitkan 27 Juni lalu itu PSSI juga menerangkan tentang renegosiasi kontrak pemain. Hakim mengatakan, Persik akan menyesuaikan negosiasi sesuai dengan SK. “Meski menjadi masalah yang sensitif, tapi semua stakeholder industri sepak bola wajib mengikuti keputusan tersebut,” ungkapnya.
Sayangnya, kejelasan hak komersial klub dari bulan April sampai hari ini, serta penyesuaian jumlahnya belum ada walaupun SK tersebut sudah terbit. Menurut Hakim, semua klub bakal mengalami kesulitan finansial saat kompetisi berjalan di tengah pandemi. Apalagi pertandingan setiap pekannya tidak dihadiri suporter di stadion.
"Seperti yang pernah kami usulkan, hak komersial klub idealnya adalah sebesar Rp 1,2 miliar sampai Rp 1,5 miliar setiap bulan," tegasnya.
Di tengah pandemi seperti sekarang, menurut Hakim, tidak ada pihak yang diuntungkan sama sekali. Bahkan semuanya merugi. Mulai federasi, operator liga, klub, sponsor, dan suporter. Hanya saja, semua pihak perlu berusaha menyiasati untuk meminimalisir kerugian yang dialami.
Hakim menghendaki pandemi Covid-19 bisa melandai dan Indonesia segera pulih. Sehingga Liga Indonesia mendapatkan jalan terbaik sebagai olahraga, industri, sekaligus hiburan bagi masyarakat.
Advertisement