Persik Kediri Usulkan PSSI Naikan Subsidi dan Relaksasi Pajak
Manajemen tim sepak bola Persik Kediri memberikan tiga masukan kepada PSSI sebelum wacana Liga 1 kembali digulirkan. Masukan ini disampaikan langsung oleh Presiden Persik Kediri, Hakim Bafagih dalam rapat virtual dengan induk organisasi sepak bola terbesar di tanah air tersebut.
Tiga masukan yang disampaikan tersebut di antaranya, Persik meminta subsidi atau hak komersial klub dinaikkan menjadi Rp1,2 miliar-Rp1,5 miliar. Sebelumnya, subsidi yang diusulkan sebesar Rp 800 juta sekali pencairan.
Mengenai usulan tersebut, Hakim sudah menghitungnya. Dia melihat kapasitas stadion di Indonesia rata-rata sebanyak 25.700 orang. Jika terisi setengah dengan harga tiket normal sebesar Rp50 ribu, hitung-hitungannya menjadi Rp 9,6 miliar.
“Jika dibagikan dalam delapan bulan, ketemunya jadi Rp 1,2 miliar. Itu hitungan kami,” ungkapnya Rabu 3 Juni 2020
Yang kedua, Hakim meminta PSSI mendorong Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) untuk berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Itu terkait dengan kebijakan relaksasi pajak bagi pelatih dan pemain.
“Pajaknya 20 persen dan bisa lebih. Ini akan menjadi beban besar bagi klub,” ujarnya.
Di masa pandemi Covid-19, kata Hakim, pemerintah sudah memberikan relaksasi pajak kepada seluruh industri. Tapi, khusus industri sepak bola, relaksasi belum diberikan.
“Sementara Presiden Jokowi memberikan atensi besar ke sepak bola Indonesia. Di saat kondisi seperti ini (pandemi), akan sangat repot bila relaksasi tidak diberikan,” tandasnya.
Usulan ketiga adalah renegosiasi kontrak pemain dan pelatih. Menurut Hakim, nominal kontrak yang sudah diterima pemain sebesar 40 persen. Nah, sisanya sebesar 60 persen, perlu negosiasi kembali. “Itu wajar dilakukan. Seluruh sektor industri juga melakukan hal yang sama,” ujarnya.
Seperti diketahui pada pekan ketiga Liga 1, regulator liga sebagai penyelanggara terpaksa harus menghentikan jalannya roda kompetisi karena adanya pandemi Covid-19.