Persik Kediri Usulkan Liga 1 Dihentikan, Diganti Turnamen
Presiden Klub Persik Kediri Abdul Hakim Bafagih mengusulkan Liga 1 dihentikan secara total dan menggantinya dengan turnamen tak resmi. Pernyataan ini ia sampaikan saat mengikuti rapat virtual dengan PSSI Rabu 27 Mei 2020.
Rapat yang diikuti sejumlah kontestan Liga 1 serta perwakilan PT Liga Indonesia Baru (LIB) itu membahas perihal kelanjutan kompetsi.
"Kalau memang terpaksa tidak dilanjutkan, kami usulkan ada turnamen yang digelar di bulan November sampai Desember (2020),” kata Hakim.
Tapi, pria yang juga tercatat sebagai anggota DPR RI ini memberikan banyak masukan jika turnamen tersebut jadi diselenggarakan. Salah satunya, Persik menginginkan jumlah pertandingan setiap klub harus merata.
“Jangan sampai seperti Piala Presiden sebelumnya yang tidak rata,” ungkapnya.
Yang tidak kalah penting adalah soal siapa yang berhak menjadi operator turnamen. Hakim menilai, PT LIB sebagai operator Liga 1 sedang tidak baik kondisi keuangannya. Itu terlihat saat rapat umum pemegang saham (RUPS) pada 18 Mei lalu.
Karena itu, Hakim menyarankan perlu mencari operator yang benar-benar siap dengan format turnamen. Mereka harus memberikan penyangga untuk klub-klub yang mengikutinya.
“Karena kalau ada pertandingan, ada hak yang diberikan kepada pelatih, pemain dan ofisial,” ujarnya.
Sementara jika mengandalkan anggaran pemerintah pusat, menurut Hakim, itu sangat berat untuk diterapkan di tahun ini. Sebab, di masa pandemi Covid-19, ada penyesuaian anggaran di Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora). Dari Rp1,7 triliun, sekitar Rp564 miliar (33%) dikembalikan ke Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Dan dari sisa Rp 1,173 triliun, sebesar Rp87,5 miliar untuk refocusing penanganan pandemi Covid-19.
“Di-refocusing ini tidak ada item anggaran untuk liga atau turnamen," terang pria yang juga anggota DPR RI ini.
Sejak awal, Persik memang sepakat dengan penghentian Liga 1 musim 2020. Hal itu mengingat tren kasus pandemi virus corona di Indonesia yang belum menunjukkan penurunan sampai bulan ini.
“Dampaknya terjadi pada kondisi ekonomi yang menyebabkan kontrak sponsor klub dan PT LIB banyak yang diputus,” ujar Hakim.
Di sisi lain, memaksakan kompetisi berjalan lagi bisa mengganggu upaya pemerintah dalam pencegahan penyebaran virus. Menurut Hakim, protokol pencegahan di luar stadion saja sangat sulit diterapkan. Apalagi di dalam stadion.
“Kita akan mengalami kesulitan itu,” kata Hakim sembari meminta PSSI membuat perlindungan hukum agar tidak terjadi persoalan antara klub dengan pemain dan pelatih.
Ia berharap ketua Umum PSSi memiliki gagasan yang bagus dalam mencarikan solusi atas permasalahan ini, sehingga dapat diterima semua pihak.