Persik Kediri Tumbang 1-2 di Tangan Persatu Tuban
Berstatus pemuncak klasemen sementara Liga 2 Wilayah Timur, Persik Kediri tak selalu digdaya saat menghadapi lawan-lawan dari tim peringkat bawah. Terbaru, Persik keok 1-2 ketika melawat ke markas Persatu Tuban, Senin 30 September 2019 di Stadion Bumi Wali, Tuban.
Persik yang sempat menciptakan gol lebih dulu di menit ke-65 babak kedua melalui pemain tengah Ady Eko Jayanto, harus mengakui keperkasaan tim tuan rumah yang bermain lebih ofensif sepanjang 2x45 menit.
Sementara Persik Kediri yang bermain dengan pola bertahan, menempatkan lima pemain belakang sekaligus, dan empat pemain tengah, hanya sesekali melancarkan serangan balik cepat ke jantung pertahanan lawan.
Gol yang dilesakan pemain Persik Kediri Ady Eko Jayanto tercipta melalui skema serangan balik cepat yang dirancang oleh Taufik, Faris Aditama dan Ady Eko Jayanto.
Tertinggal 0-1, Persatu Tuban yang tidak ingin malu di hadapan ribuan suporter setianya berusaha untuk bangkit. Mereka bermain lebih terbuka dan semakin agresif.
Anak asuh pelatih Bambang Sumantri itu terus menekan jantung pertahan Persik Kediri. Melalui umpan terukur dari sektor kiri, pemain depan Persatu Tuban Fajar Ramadahan Ginting melakukan tendangan mendatar untuk membobol gawang Persik Kediri di menit ke-77. Skor menjadi sama kuat, 1-1.
Gol penyeimbang Fajar, membuat pemain Persatu Tuban semakin termotivasi untuk mengalahkan Persik Kediri. Petaka bagi Persik Kediri terjadi di pengujung akhir babak kedua. Wasit Untung dari DKI Jakarta melihat ada pelanggaran terjadi di dalam kotak terlarang. Dimana pemain belakang Persik Kediri dianggap telah melanggar pemain Persatu Tuban hingga terjatuh.
Tanpa ragu wasit menujuk titik putih. Keputusan Wasit ini sempat menuai protes dari sejumlah pemain Persik Kediri, termasuk pelatih Budiarjo Thalib yang terlihat berteriak keras dari pinggir lapangan. Namun wasit tidak bergeming dan tetap pada keputusanya.
Kesempatan ini, tidak disia-siakan oleh pemain depan Mamadou Lamarana. Pemain naturalisasi tersebut mampu menjalankan tugasnya dengan baik sebagai algojo eksekusi Pinalti.
Tendangan mantan pemain PSMS Medan tersebut berhasil mengecoh penjaga gawang Persik Kediri Fajar Setya Jaya yang bergerak terlebih dahulu ke kanan. Sementara tendangan Mamadou melesat ke sudut kiri gawang.
Dalam pertandingan ini, satu pemain belakang Persik Kediri Risna Prahalabenta Ranggalelana diganjar kartu merah oleh wasit. Keluarnya Risna dari lapangan, membuat Persik Kediri mau tidak mau harus bermain bertahan.
Terpisah Hendra Setiyawan salah satu perwakilan dari Manajemen Persik Kediri, tidak bisa menyembunyikan rasa kecewanya. Menurutnya, pada pertandingan kali ini wasit tidak bisa menjalankan peranya dengan baik. "Penalti itu semestinya tidak perlu terjadi, apalagi menjelang pertandingan berakhir. Saya kecewa atas keputusan wasit. Indikasi wasit tidak baik memimpin pertandingan sudah terlihat ketika pemain kami harus diganjar kartu Merah atas pelanggaran yang tidak fatal," keluhnya.
Meski kalah, posisi Persik Kediri masih kokoh di puncak klasemen Wilayah Timur. Ini dikarenakan pada pertandingan di hari yang sama, PSIM Yogyakarta juga menelan kekalahan atas tuan rumah Persewar Waropen dengan skor 1-3.
"Meski kalah, tidak memengaruhi posisi klasemen. Persik Kediri tetap di atas. Ini diketahui setelah tuan rumah Persewar Waropen memetik kemenangan 3-1 melawan tim papan atas lainya, PSIM Yogyakarta," Kata bapak dua anak ini.
Sementara itu pelatih Persik Kediri Budiarjo Thalib menilai sebenarnya kedua tim bermain sangat baik. keduanya sama sama menyuguhkan permainan yang enak ditonton, saling menyerang. Namun kepemimpinan dan keputusan wasit yang dinilai tidak baik membuat mental anak asuhnya menjadi drop.
"Keputusannya membuat seluruh pemain saya mentalnya menjadi down, " sesalnya.
Advertisement